REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres), Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa pembahasan calon wakil presiden (cawapres) untuk pendampingnya masih berproses. Namun, dia memberi sinyal akan mempertimbangkan sosok cawapresnya dari internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Koalisi Perubahan sendiri terdiri dari tiga partai, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nama cawapres Anies sendiri disebut sudah mengerucut ke lima nama.
"Berada dalam koalisi, maka dalam konsiderasi (pertimbangan). Kalau tidak berada dalam koalisi, ya sulit menjadi konsiderasi (pertimbangan)," ujar Anies di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Dia mengatakan, pembahasan cawapres untuknya masih berproses. Namun,d ia mengisyaratkan sosok tersebut akan diumumkan pada Juli mendatang.
Alasannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran pasangan capres-cawapres pada pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Sebelum mencapai pengumuman tersebut, dirinya akan terus berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
"Sedang terjadi di kami ini adalah proses yang sudah melewati masa berbulan-bulan. Jadi dari Oktober saja ke sekarang itu sudah itungannya delapan bulan, dari sebelum Oktober itu Juli," ujar Anies.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan juga telah mengerucutkan bakal cawapres Anies menjadi lima nama. Jelasnya, nama-nama yang hadir itu tentu harus dibahas bersama terlebih dahulu, sebelum diumumkan.
"Pembahasan mengenai calon wakil presiden, tim juga Mulai membahas dan nanti ini prosesnya masih berjalan. Tapi seperti teman-teman juga tahu, kebiasaan di Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu kami melakukan proses dulu baru mengumumkan," ujar Anies.
Proses tersebut merupakan bagian dari pertanggungjawaban Koalisi Perubahan terhadap rakyat. Sebab, dalam memilih seorang calon pemimpin dan masa depan bangsa tidak boleh main-main.
"Kami ingin bertanggung jawab pada publik, kami merasa ini sebuah tanggung jawab penting. Ini bukan main-main ini, bicara tentang bangsa bicara tentang negara dan arah kita ke depan bukan atraksi-atraksi sekedar untuk menjadi percakapan," ujar Anies.