Senin 08 May 2023 15:09 WIB

Plh Walkot Bandung Minta Sampah di TPS Diatur Agar tak Menggunung

Pemkot Bandung masih berupaya menangani sampah yang menumpuk di sejumlah TPS.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna meninjau tumpukan sampah di salah satu tempat pembuangan sementara (TPS) wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/5/2023).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna meninjau tumpukan sampah di salah satu tempat pembuangan sementara (TPS) wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna meminta agar sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS) tidak sampai menggunung. Sebagai salah satu solusinya, Ema menyebut soal pola substitusi sampah antar-TPS.

Selepas momen Lebaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, masih berupaya menangani sampah yang menumpuk di sejumlah TPS. Sebelumnya dilaporkan terjadi penumpukan sampah di 55 dari 135 TPS, yang merupakan akumulasi momen Lebaran.

Selain meningkatnya volume sampah, dikabarkan pengangkutan sampah terhambat lantaran adanya kendala di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

Untuk menangani tumpukan sampah di sejumlah TPS, Pemkot Bandung sudah menyiapkan TPA darurat di Cicabe. Selain itu, menerapkan pola substitusi sampah di TPS.

“Memang tidak bisa secara keseluruhan serentak masalah sampah ini selesai karena armada kita terbatas. Ritase ke Sarimukti kan juga belum maksimal. (TPA darurat) Cicabe itu khusus kawasan Bandung timur, yang lain-lain kita coba tampung di Babakan Siliwangi. Kita coba dengan pola saling substitusi,” kata Ema, di sela-sela meninjau kondisi TPS Ciwastra, Kota Bandung, Senin (8/5/2023).

Dengan pola substitusi, Ema mengatakan, sampah yang sudah menumpuk di TPS dialihkan ke TPS lain yang masih memadai untuk menampung. Menurut dia, pola ini lebih praktis karena tidak memerlukan pendekatan subwilayah kota (SWK) maupun perizinan kepada warga. Pemkot mencari TPS yang lokasinya relatif jauh dari permukiman.

“Kita akan coba cari TPS yang lokasinya agak jauh dari pemukiman warga. Jadi, kalau sudah substitusi, tidak perlu lagi pendekatan SWK. Mau dari SWK Gedebage dipindah ke Cibeunying atau sebaliknya itu tidak masalah, yang penting bagaimana pola pengaturan agar sampah tidak menggunung,” kata Ema.

Soal tumpukan sampah di TPS Ciwastra, Ema mengatakan, akan dilakukan penanganan dengan penutupan sementara agar tertata. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung disebut akan menyiramkan minyak serai agar dapat meredam sementara bau tak sedap dari tumpukan sampah itu.

Ema meminta aparat kewilayahan untuk mengedukasi warga agar mengurangi produksi sampah, sehingga tidak terus terjadi penumpukan di TPS. “Walaupun saat ini sampah menggunung, tapi secara bertahap dalam waktu tiga hari kemungkinan sudah bisa diangkut. Tapi, dengan catatan, tidak ada sampah warga yang masuk, jadi ditahan dulu,” katanya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Ema berharap persoalan menumpuknya sampah di sejumlah TPS bisa segera diatasi. Ia pun berharap kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan persoalan di TPA Sarimukti agar ritase pengangkutan sampah kembali normal. Selain itu, mewujudkan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka. 

“Jika itu sudah kembali normal, maka persoalan sampah menggunung dapat segera teratasi,” kata Ema.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement