REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, membuka kawasan industri di wilayah Kecamatan Cibatu. Berdasarkan informasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Garut, sejauh ini ada tiga investor yang tertarik membangun pabrik di Cibatu.
“Untuk investor yang ke daerah Cibatu ada tiga, yang progres baru satu. Sektornya alas kaki semua, ada juga ban,” kata Kepala DPMPTSP Kabupaten Garut Wahyudijaya di Garut, Rabu (24/5/2023).
Wahyudijaya mengatakan, satu investor yang mulai progres untuk membangun industri di Cibatu itu adalah PT Silver Skyline Indonesia. Menurut dia, tahapan pembangunan sudah berjalan. “Nilai investasinya sebesar Rp 500 miliar,” ujar dia.
Menurut Wahyudijaya, Pemkab Garut selama ini terbuka untuk investor yang ingin menjalankan usahanya di wilayah Kabupaten Garut. Ia mengatakan, pemkab pun membuat kawasan industri. Selain di Cibatu, juga wilayah Limbangan, Leles, dan Selaawi.
Wahyudijaya menilai, ada sejumlah faktor yang dapat membuat investor tertarik untuk berinvestasi di wilayah Garut. Salah satunya terkait upah minimum kabupaten (UMK). Menurut dia, daya tarik lainnya terkait akses, di mana Garut akan dilintasi Tol Cigatas, juga ada jalur kereta api.
“Tertarik ke Garut karena mungkin investasi di daerah Bekasi, Karawang, mungkin sudah ada faktor kejenuhan masalah UMK. Di Garut (UMK) Rp 2 juta sekian, masih kalkulasi murah. Apalagi nanti akan ada gerbang tol dua, reaktivasi kereta sudah ada,” kata Wahyudijaya.
Wahyudijaya berharap investasi yang masuk Garut bisa meningkat, sehingga diharapkan juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Menurut dia, penyerapan tenaga kerja bisa dimulai dari tahap pembangunan sampai nantinya industri beroperasi.
“Seperti yang saat ini sedang proses di Cibatu, itu diperkirakan akan menyerap lima (ribu) sampai enam ribu tenaga kerja,” kata Wahyudijaya.