REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 2023 ini dilaporkan memicu kematian. Masyarakat di Kabupaten Garut diingatkan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit akibat virus yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, pada Januari hingga Mei 2023 terdata 298 kasus DBD. Perinciannya, pada Januari terdata 72 kasus, Februari 85 kasus, dan Maret 36 kasus. Kemudian pada April terdata 35 kasus DBD dan Mei 70 kasus.
Dari ratusan kasus DBD itu, menurut Leli, terdata pada Januari ada satu orang yang meninggal dunia dan pada Februari ada tiga orang yang meninggal. “Total empat kasus kematian,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (13/6/2023).
Leli mengatakan, Dinkes Kabupaten Garut berupaya terus mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai potensi penyebaran DBD. Terlebih, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan kasus DBD bisa meningkat pada 2023 ini akibat dampak fenomena El Nino. Di mana frekuensi nyamuk menggigit diperkirakan meningkat saat kondisi cuaca panas.
Karena itu, dalam upaya pencegahan DBD, Leli mengatakan, yang utama adalah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Di antaranya dengan rutin menguras tempat penampungan air dan menutupnya. Selain itu, mengubur atau membersihkan barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Masyarakat pun diimbau menangani jentik nyamuk. “Bisa dengan memberikan Abate. Itu bisa didapatkan di puskesmas secara gratis,” kata Leli.
Leli mengatakan, upaya pencegahan DBD mesti dimulai di lingkungan masing-masing. Masyarakat diingatkan untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengingatkan soal potensi peningkatan kasus DBD saat terjadi fenomena El Nino. Hal itu berkaca dari pengalaman sebelumnya.
Fenomena El Nino dapat meningkatkan suhu udara. Berdasarkan penelitian, kata Imran, nyamuk penyebar virus dengue bisa semakin ganas saat suhu udara lebih panas.
“Frekuensi nyamuk menggigit anak meningkat tiga hingga lima kali lipat ketika suhu udara di atas 30 derajat Celsius. Tahun ini kita harus waspada karena kita sekarang masuk ke El Nino,” kata Imran, saat konferensi pers daring, Senin (12/6/2023).