Jumat 16 Jun 2023 22:49 WIB

Marak Bencana, Walkot Sukabumi Imbau Waspadai Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem harus disikapi dengan menjaga lingkungan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Erdy Nasrul
Pemangkasan pohon merupakan upaya mencegah dampak buruk cuaca ekstrem.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pemangkasan pohon merupakan upaya mencegah dampak buruk cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kejadian bencana alam akibat cuaca ekstrem di Kota Sukabumi marak dalam beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut disikapi Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dengan meminta warga mewaspadai potensi bencana.

'' Perubahan cuaca ekstrem harus diwaspadai, karena dalam satu hari awalnya panas dan dalam waktu berikutnya hujan deras,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga

Bahkan, dari pantauannya pada Jumat siang banyak genangan air di jalanan akibat intensitas hujan yang tinggi. Kondisi itu akibat saluran air tersumbat dengan sampah dan berakibat pada tumpahnya air ke jalan raya.

Hal ini terang Fahmi, jadi tugas bersama untuk menjaga kebersihan dan mengelola sampah agar dapat dikelola dengan baik. ''Sampah dapat jadi berkah atau musibah. Berkah ketika bermanfaat dan dapat bernilai ekonomi dan musibah ketika dibuang sembarangan,'' katanya.

Mari lanjut Fahmi, jaga lingkungan dan bersihkan sampah. Selain itu antisipasi sampah karena akan jadi musibah ketika dibiarkan.

Sebelumnya, sebanyak delapan titik di Kota Sukabumi dilanda bencana banjir dan longsor, Jumat (16/6/2023) siang. Bencana tersebut diakibat derasnya guyuran hujan yang merara di wilayah Sukabumi.

''Cuaca ekstrem dengan ditandai intensitas hujan tinggi menyebabkan bencana di delapan titik berbeda,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Jumat. Dampaknya ada sejumlah fasilitas umum dan rumah warga yang terdampak baik banjir maupun longsor.

Zulkarnain menerangkan, titik bencana pertama adalah longsor yang berdampak pada teras, kantin dan toilet tergerus air di SDN Genteng, Kelurahan/Kecamatan Baros. Kedua banjir di Jalan Garuda, Kelurahan Sindang Palay, Kecamatan Cibeureum.

Berikutnya, longsor di RT 05, RW 03, Kelurahan Subang Jaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, dan Jalan setapak ambruk di RT 02, RW 06, Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros. Longsor juga menerjang Jalan Ciandam RT 01, RW 07, Kelurahan Cibereum Hilir Kecamatan Cibereum.

Banjir lanjut Zulkarnain dilaporkan terjadi di RW 03 dan RW 04, Kelurahan Cibereum Hilir, Kecamatan Cibereum. Terakhir, rumah roboh di RT 05, RW 04, Kelurahan Cibereum Hilir, Kecamatan Cibereum, dan jalan ambles di RT 02, RW 05, Kelurahan Cibereum Hilir, Kecamatan Cibereum.

Petugas BPBD terang Zulkarnain telah melakukan penanganan ke lokasi bencana. Misalnya ke lokasi bencana longsor di SDN Genteng Kelurahan Baros.

''Longsor di sana akibat TPT (tembok penahan tanaha, Red) ambruk yang disebabkan oleh tergerusnya air,'' kata Zulkarnain. Lokasi terdampak yakni teras, kantin dan toilet sekolah dengan panjang 17 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 2,5 meter.

Petugas ungkap Zulkarnain melakukan assesment pengukuran dampak yang terjadi dan evakuasi material ambruk. Selain itu berkordinasi dengan pihak sekolah dan kelurahan.

'' Khususnya berkordinansi dengan dinas terkait agar segera diperbaiki,'' jelasnya. Hal ini dikarenakan khawatir ada longsor susulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement