Sabtu 01 Jul 2023 14:00 WIB

Respons Kritikan Nasdem, PDIP DKI: Ganjar Telepon Pj Heru karena Kenal 

Gilbert lantas menyebut Saan telah berkomentar secara berlebihan. 

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komis B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak.
Foto: Dok
Anggota Komis B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR, Saan Mustopa, menilai capres PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memosisikan diri lebih tinggi ketika menelepon penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyampaikan keluhan warga Ibu Kota. PDIP DKI Jakarta membantah anggapan tersebut. 

"Pak Ganjar menelepon (Pj Heru) karena kenal, bukan memaksa. Siapa pun yang mau jadi presiden tentu berniat membantu rakyat seperti yang ditunjukkan Pak Ganjar," kata anggota DPRD DKI sekaligus Kepala Badiklatda PDIP DKI Gilbert Simanjuntak kepada Republika, Sabtu (1/7/2023). 

Gilbert lantas menyebut Saan telah berkomentar secara berlebihan. Sebab, dia memperkirakan Saan dan elite Nasdem juga sering menelepon pejabat daerah, khususnya yang menduduki posisi strategis di Jawa Barat, untuk membahas suatu persoalan. 

"Itu (menelepon pejabat daerah) adalah hal yang umum terjadi. Berlebihan kalau kita (Saan dan Nasdem) melakukannya, tapi mengomentari tindakan sama yang dilakukan orang lain," kata Gilbert, sosok yang kerap mengkritik keras kebijakan Anies Baswedan saat masih menduduki posisi gubernur DKI Jakarta itu. 

Perkara ini bermula ketika capres PDIP Ganjar Pranowo menemui masyarakat di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok pada Sabtu (24/6/2023) dan Pademangan, Jakarta Utara pada Ahad (25/6/2023). Warga menyampaikan keluhan kepada Ganjar soal ketersediaan air bersih. 

Merespons keluhan tersebut, Ganjar langsung menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Joko Agus Setyono. 

Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR, Saan Mustopa, menilai tindakan Ganjar itu tidak pas. Menurutnya, Ganjar seharusnya menyampaikan keluhan warga itu secara informal kepada Heru dalam rangka hubungan sesama gubernur, bukan atasan dan bawahan. 

"Ya kalaupun misalnya mendapatkan keluhan dari warga, tidak langsung otomatis telepon Pj Gubernur di depan warga, yang menempatkan diri seakan-akan posisinya, lebih tinggi dibandingkan PJ gubernur daerah lain," ujar Saan saat dihubungi, Jumat (30/6/2023).

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement