Sabtu 01 Jul 2023 18:43 WIB

Soekaboemi Tempo Doeloe, Ajang Wisata Lorong Waktu di Bangunan Heritage

Bangunan bersejarah itu adalah Wisma Wisnu Wardhani komplek Setukpa Polri.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Suasana pameran dan festival Soekaboemi Tempo Doeloe (STD) yang digagas Yayasan Dapuran Kipahare di Wisma Wisnu Wardhani komplek Setukpa Polri Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi, Sabtu (1/7/2023).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Suasana pameran dan festival Soekaboemi Tempo Doeloe (STD) yang digagas Yayasan Dapuran Kipahare di Wisma Wisnu Wardhani komplek Setukpa Polri Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi, Sabtu (1/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, Bangunan heritage di Kota Sukabumi menjadi wisata bersejarah yang menarik. Keberadaan wisata heritage tersebut salah satunya terdapat di kompleks Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi.

Di antara bangunan bersejarah itu adalah Wisma Wisnu Wardhani komplek Setukpa Polri. Nuansa arsitektur bangunan khas Eropa terlihat jelas di bangunan tersebut dan jadi sekolah polisi sejak jaman dulu.

Wisma Wisnu Wardhani ini kini menjadi lokasi pameran dan festival Soekaboemi Tempo Doeloe (STD). Kegiatan yang digagas Yayasan Dapuran Kipahare ini dalam rangka mengenalkan sejarah Sukabumi kepada masyarakat luas, termasuk bangunan heritage dan benda bersejarah lainnya.

Pembukaan acara tersebut dilakukan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kepala Setukpa Polri, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto. '' Ajang STD 2023 ini semangatnya mengenalkan sejarah Sukabumi kepada masyarakat luas,'' ujar Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah di sela-sela pembukaa STD 2023, Sabtu (1/7/2023).

Kegiatan ini diisi dengan pameran sejarah seperti perjalanan Sukabumi dari waktu ke waktu. Istimewanya ada pameran koleksi barang dari museum seperti Geologi, Tionghoa, Palagan Bojongkokosan Sukabumi, dan Museum Prabu Siliwangi.

Pameran juga, kata Irman, menyediakan pasar tempo dulu, tukang-tukang tempo dulu, dan kuliner khas Sukabumi tempo dulu. Dipamerkan pula benda-benda yang berhubungan dengan sejarah serta kondisi sehari-hari Sukabumi pada masanya dan beberapa sisa kejayaan kota juga dipamerkan.

Keunikan lainnya ditampilkan pula pertunjukkan kesenian khas Sukabumi. Hal ini bagian dari melestarikan budaya dan kesenian asli Sukabumi.

Di hari pertama kegiatan ungkap Irman, animo warga untuk datange ke STD cukup tinggi. Rencananya, acara itu berlangsung dua hari hingga Ahad (2/7/2023) besok.

Kepala Setukpa Polri, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan STD 2023. ''Setukpa Polti mendukung, terlebih ada keputusan wali kota, Sukabumi sebagai kota polisi pada 2021 lalu,'' katanya.

Bahkan, lanjut dia, Setukpa mengajukan akan membangun Museun di Wisma Wisnu Wardhani di halaman belakang dan tidak merusak bangunan heritege. Ia mengatakan bangunan heritage di kompleks setukpa cukup banyak

''Untuk heritage akan koordinasi dengan pemkot untuk melestarikannya. Sebab, bangunan heritage jadi bagian perjalanan sejarah bangsa,'' kata Mardiaz.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi merasa berrsyukur dengan kegiatan STD karena sebagai pengingat sejarah harus diulang-ulang dan jangan melupakan sejarah. Semangat inilah yang dilakukan Dapuran Kipahare menggelar STD.

''Fakta data dan sejarah menunjukkan Sukabumi salah satu locus perjuangan kemerdekaan hingga proklamasi kemerdekaan,'' kata Fahmi. 

Bahkan, ada tokoh pahlawan nasional asal Sukabumi KH Ahmad Sanusi dan banyak bangunan bersejarah termasuk di Komplek Setukpa.

Fahmi berharap, ajang STD jadi ajang edukasi, sosialisasi sekaligus rekreasi bukan hanya untuk warga Sukabumu tapi dari luar daerah. Pertama terkait edukasi data dan fakta sejarah. Kedua, terkait informasi seputar Kota Sukabumi. 

''Doakan event ini betul-betul jadi even rutin dilakukan Dapuran Kipahare yang berkolaborasi dengan elemen lainnya dan mampu hadirkan suasana berbeda,'' kata dia.

Khususnya, jadi bagian mengedukasi masyarakat dalam menjaga sejarah. Fahmi mengatakan, Kota Sukabumi terkenal dengan sebutan Nizza Van Java oleh pemerintah Hindia Belanda dulu yang berarti memabukkan atau mempesona.

Mudah-mudahan dengan penataan kota yang digencarkan sekarang ini kata Fahmi, pemda ingin mengembalikan kota mempesona bukan hanya bagi warga dan akan tetap juga untuk pengunjung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement