REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viral di media sosial sejumlah tangkapan layar, seperti mengolok-olok Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Google Maps. Nama tag lokasi di kawasan DPR MPR RI di Google Maps berubah menjadi penamaan yang tidak wajar.
Pantauan Republika.co.id pada Selasa (4/7/2023), terdapat sebutan aneh ketika seseorang memperbesar peta pada kawasan "The People's Representative Council" atau Gedung DPR MPR RI. Mulai dari "Gedung Penipu Rakyat," "Perkumpulan Korupsi," "Budi Daya Koruptor," hingga "Jasa Jual Pulau."
Salah satu cicitan di Twitter, yaitu @recehtapisayang mengunggah tangkapan layar nama gedung DPR di Google Maps. Dalam cicitan tersebut tampak tiga tangkapan layar yang menunjukkan tag lokasi di kompleks Gedung DPR.
Tag lokasi tersebut memuat nama-nama, seperti perkumpulan tikus berdasi, sarangnya tikus-tikus kantor, hingga peternakan tikus. Namun, nama-nama tersebut sudah hilang dari Google Maps menurut pantauan Republika.co.id hingga Selasa (4/7/2023) pukul 11.25 WIB.
Namun, kata-kata lain dan tak sewajarnya masih muncul di kompleks DPR RI. Laman Google mencatat bahwa semua orang yang memiliki akun Google dapat mengedit tag lokasi. Namun, informasi yang dimasukkan pengguna harus lebih dulu ditinjau oleh Google.
"Jika Anda sudah familiar dengan suatu tempat, Anda dapat memberikan umpan balik yang membantu Google Maps memutuskan apakah akan mengubah informasi tempat tersebut," tulis Google di lamannya.
Warganet kemudian berkomentar setuju dengan penamaan-penamaan tersebut. Sebab hal itu adalah fakta menurut mereka. "Tapi, kan emang bener. Keren si yang buat. PROUD," kata warganet di Twitter.
"Waduh tikus bukan sembarang tikus ini mah," kata komentar lain.
"Lah bener, fakta. Setuju banget. Nih yang buat rakyat harus melindungi," kata komentar lain di Twitter.
"Emang boleh sefakta ini nyatanya uang bantuan sosial nyampe ke rakyat cuma 20%," cicit warganet lain.
"Berani banget yang edit, ngga bahaya ya?" tanya warganet lain.