Kamis 06 Jul 2023 18:50 WIB

Respons Keluhan UKT Mahal, BEM UI Tuntut Kampus Introspeksi

BEM UI siap menggelar aksi mengkritisi kepemimpinan rektorat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Irfan Fitrat
Mahasiswa BEM se-UI mengenakan seragam SMA dan membawa poster saat melakukan aksi simbolik protes BOP jalur Nasional di Halaman Rektorat, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (26/6/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Mahasiswa BEM se-UI mengenakan seragam SMA dan membawa poster saat melakukan aksi simbolik protes BOP jalur Nasional di Halaman Rektorat, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menuntut pihak kampus segera merespons keluhan terkait biaya kuliah atau uang kuliah tunggal (UKT). Terlebih BEM UI sudah menerima ratusan keluhan dari mahasiswa baru terkait mahalnya UKT.

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang meminta pihak kampus teliti dalam menetapkan biaya kuliah atau UKT agar bisa sesuai dengan kondisi finansial mahasiswa.

Baca Juga

“Kalau saya sih meminta kampus untuk betul-betul teliti dalam menetapkan biaya pendidikan. Sekali lagi, teliti untuk meninjau keberatan. Kedua, saya minta kampus introspeksi diri, masih pantes enggak jadi pimpinan kampus kalau ada sekian banyak aduan seperti ini, tapi tidak direspons,” kata Melki, Kamis (6/7/2023).

Melki meminta pihak kampus segera merespons polemik soal biaya kuliah yang dikeluhkan mahal. Termasuk soal transparansi dalam menetapkan biaya kuliah.

Menurut Melki, masalah biaya kuliah di UI yang dikeluhkan mahal ini berawal dari terbitnya surat keputusan (SK) rektor terkait biaya pendidikan pada awal tahun ini. BEM UI disebut melihat potensi masalah dari penetapan biaya pendidikan itu.

Karenanya, Melki mengatakan, BEM sudah beberapa kali meminta penjelasan dari kampus, tapi tak direspons. Ia juga menyayangkan langkah pihak kampus yang tidak melibatkan mahasiswa dalam membuat kebijakan terkait biaya kuliah. Padahal, kata dia, tahun-tahun sebelumnya mahasiswa biasa dilibatkan.

“Direktur Keuangan UI juga jadi masalah sampai sekarang, tidak pernah memberi penjelasan kenapa ada kenaikan, ada tarif baru, dan sebagainya. Seandainya ada kenaikan, kan kita butuh matriks kenapa kelas segini sekian harganya, kenapa yang itu sekian harganya, agar perdebatannya ilmiah. Nah, sampai sekarang kita enggak temukan ketegasan itu,” kata Melki.

Melki juga mengkritisi Biro Humas UI, yang dinilainya tidak bisa menjadi narahubung yang baik. “Biro Humas UI mending mundur saja karena satu pernyataannya luar biasa blunder. Humas UI tidak menunjukkan kapabilitas untuk bisa menjadi narahubung yang baik dari UI dan malah mengeluarkan berita-berita propaganda juga dan seakan menyalahkan keseluruhan mahasiswa UI yang minta keberatan dengan bilang pakai Pajero dan sebagainya,” kata dia.

Siap gelar aksi

Sebelumnya, BEM UI menyampaikan menerima sekitar 800 aduan dari mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), yang mengeluhkan mahalnya biaya uang kuliah. Beberapa dari mereka mengaku bukan dari keluarga berkecukupan, seperti yatim piatu hingga pengemudi ojol. Bahkan, lantaran UKT dinilai mahal, ada yang berpikiran untuk mundur.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement