REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, jumlah sekolah tingkat SMP dan SMA negeri di daerahnya belum ideal. Minimnya jumlah sekolah negeri ini dinilai DPRD setempat sebagai salah satu faktor permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi.
Saat ini ada 20 SMP negeri (SMPN) dan 10 SMA negeri (SMAN) di Kota Bogor. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, rasio ideal SMPN di satu daerah itu sekitar 20-30 sekolah. Sedangkan SMAN rasio idealnya 15-20 sekolah.
“Kota Bogor ada enam kecamatan dan 68 kelurahan. Paling tidak tadi ada 20 SMA, 35-40 SMP, sisanya SD akan kita kurangi jadi sekitar 180-an,” kata Dedie di Balai Kota Bogor, Selasa (11/7/2023).
Dedie menjelaskan, Pemkot Bogor mendorong penambahan SMPN dengan cara merger atau menggabungkan beberapa SD. Pemkot juga merencanakan pembangunan SMAN baru.
Menurut Dedie, sejak tahun lalu Pemkot Bogor sudah melakukan kajian penambahan sekolah. Anggaran untuk merger sekolah disebut sudah disiapkan dan rencananya akan direalisasikan tahun depan.
Sementara usulan anggaran untuk pembangunan SMAN baru disebut sudah disetujui. “Untuk tahun depan rencananya SMP tambah tiga sekolah. Kalau SMA tambah satu sekolah,” kata Dedie.
Dedie menjelaskan, ada beberapa SD yang kekurangan murid, sehingga rencananya akan digabungkan menjadi satu SD atau diubah menjadi SMP.
“Termasuk ada SD-SMP terpadu di Kayumanis. Tetapi ada juga SD yang dimerger dan kita launching tahun depan,” ujarnya.