Rabu 26 Jul 2023 14:20 WIB

BNPB: Waspadai, Pertengahan 2023 Cuaca akan Lebih Panas

Jumlah titik api di Kalimantan Selatan mencapai 1.552 titik dalam sebulan terakhir.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Foto: Republika/Alfian
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, musim kemarau tahun 2023 ini diprediksi akan lebih panjang dibandingkan dua tahun terakhir. Karena itu, BNPB mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat timbul.

"Pertengahan tahun 2023 cuaca akan lebih panas dari tiga tahun sebelumnya. Musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dibandingkan dengan kemaraunya dua tahun terakhir," ujar Suharyanto dikutip dari siaran persnya, Selasa (26/7/2023).

 

photo
Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel berupaya memadamkan api yang membakar lahan di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (21/6/2023). (Antara/Bayu Pratama S )

 

Suharyanto mengatakan, BNPB pun mengantisipasi dan terus meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dalam antisipasi bencana karhutla, BNPB juga telah melakukan kunjungan kerja ke wilayah yang telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla. Mulai dari Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Jambi, hingga terakhir di Provinsi Kalimantan Selatan.

Seusai memimpin rapat koordinasi (rakor) di Kalsel, Suharyanto menyebut dalam kurun waktu satu bulan terakhir yakni periode 24 Juni hingga 24 Juli 2023, jumlah titik api yang ada di Kalimantan Selatan mencapai 1.552 titik. BNPB pun menilai, potensi ancaman kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di Kalsel dan mengantisipasinya dengan menurunkan 2 helikopter patroli dan 2 helikopter water bombing.

Selain Kalimantan Selatan, lima provinsi lain yang metetapkan status siaga darurat bencana karhutla juga telah menerima dukungan helikopter untuk menunjang operasi penanganan melalui udara, dengan total 31 unit heli.

Suharyanto melanjutkan, selain dukungan operasi udara, BNPB juga memberikan bantuan untuk operasi darat penanganan karhutla di wilayah Kalimantan Selatan. Adapun bentuk dukungan peralatan tersebut meliputi pompa induk 4 unit, pompa sedang 6 horse power 8 unit, pompa jinjing 16 unit, selang 1,5 inci 48 rol, selang 2,5 inci 36 rol, nozel 1,5 inci 32 unit, Y konektor 2,5 inci ke 1,5 inci 8 unit, Y konektor 1,5 inci ke 1,5 inci 88 unit, perlengkapan alat pelindung diri (APD) 80 paket dan flexible tank 5.000 liter sebanyak 4 unit.

Suharyanto pun menekankan, arahan Presiden Joko Widodo untuk mengutamakan pencegahan, kesiapsiagaan, dan penegakan hukum.

“Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemerintah Kalimantan Selatan yang telah melakukan penegakan hukum bagi oknum yang membakar lahan dengan sengaja, tidak ada lagi toleransi bagi siapa pun yang membuka lahan dengan cara membakar," katanya.

Suharyanto pun berharap penanganan kebakaran di Kalimantan Selatan berjalan dengan optimal. “Jika ada titik api, langsung dipadamkan, jangan tunggu api membesar, karena operasi pemadaman lewat udara biayanya sangat mahal. Kita berharap, kebakaran hutan dan lahan tahun ini dapat terkendali dengan baik,” ujar Suharyanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement