Selasa 08 Aug 2023 13:22 WIB

Litbang Kemenag Diminta Pantau Kurikulum Al-Zaytun, ‘Dari Pagi Sampai Pagi Lagi’

Kemenag Indramayu mendorong pemantauan kurikulum agar tak ada syak wasangka.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Pintu masuk Ma'had atau Pesantren Al-Zaytun di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Dok Republika
Pintu masuk Ma'had atau Pesantren Al-Zaytun di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu menyarankan tim Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dari pusat untuk langsung memantau dan meneliti kurikulum pendidikan di Ma’had atau Pesantren Al-Zaytun. Badan Litbang Kemenag pusat diharapkan dapat memantaunya secara detail.

Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu Aan Fathul Anwar mengatakan, pemantauan dan penelitian mesti dilakukan secara lebih mendalam untuk memastikan tidak ada penyimpangan dalam kurikulum di Al-Zaytun.

Baca Juga

“Kami berharap Badan Litbang bisa memantau kurikulum secara detail yang ada di Al-Zaytun, dari pagi sampai pagi lagi. Apa yang mereka lakukan, ritme kehidupan santri yang ada di dalamnya seperti apa, sehingga tidak ada syak wasangka dari seluruh elemen masyarakat terkait Al-Zaytun,” kata Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/8/2023).

Aan mengatakan, Kemenag Kabupaten Indramayu selama ini sudah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya pendidikan atau pembelajaran santri di lingkungan Ma’had Al-Zaytun. Sejauh ini, kata dia, pendidikan yang diterapkan Al-Zaytun sudah sesuai dengan kurikulum dari Kemenag.

Menurut Aan, Kemenag Kabupaten Indramayu juga berkomunikasi dengan guru atau tenaga pendidik di Al-Zaytun, khususnya di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), yang menjadi kewenangan Kemenag. Ia mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak Al-Zaytun terkait kegiatan pembelajaran ribuan santri di sana.

Namun, dengan munculnya polemik terkait Al-Zaytun selama beberapa bulan terakhir ini, Aan berharap Kemenag pusat dapat menurunkan Badan Litbang untuk mempelajari lebih dalam kurikulum yang diterapkan di Al-Zaytun.

Ihwal masa depan Al-Zaytun dan pengelolaannya, Aan mengatakan, Kemenag Indramayu menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. 

“Kita sami’na wa atho’na saja. Kalau memang pemerintah pusat akan mengambil alih, maka kita akan ikuti apa pun yang diperintahkan pemerintah pusat. Intinya, Kemenag Indramayu siap memberikan pembinaan dalam bidang pendidikan di Al-Zaytun,” ujar Aan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement