REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi diusulkan sebagai salah satu calon penjabat (pj) wali kota Bandung. Dedi menjadi salah satu dari tiga nama yang diusulkan DPRD Kota Bandung kepada menteri Dalam Negeri (mendagri).
Dedi bukan orang baru bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Ia pernah menjabat sebagai kepala dinas di Pemkot Bandung, sebelum berpindah tugas ke Pemerintah Provinsi Jabar.
Diminta pendapatnya soal usulan calon pj wali kota, Dedi menyampaikan terima kasih kepada DPRD Kota Bandung atas aspirasinya. “Perlu diingat bahwa usulan pj (kepala daerah) kabupaten/kota yang selesai akhir masa jabatannya dapat berasal dari, pertama, tiga nama usulan DPRD, tiga nama usulan gubernur, dan usulan Kementerian Dalam Negeri,” ujar Dedi kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).
Dari DPRD Kota Bandung, selain Dedi Supandi, diusulkan Ema Sumarna, sekretaris daerah Kota Bandung, yang tengah menjalankan tugas sebagai pelaksana harian (plh) wali kota Bandung. Satu nama lainnya adalah Prof Muradi, akademisi yang merupakan guru besar Universitas Padjadjaran (Unpad).
Dedi mengatakan, siapa pun nanti yang terpilih sebagai pj wali kota Bandung dari sekian usulan calon pasti sudah melalui proses pembahasan tim penilaian akhir (TPA) di tingkat pemerintah pusat. Terpenting, kata dia, sosok yang terpilih adalah orang yang benar-benar memahami kebutuhan Kota Bandung.
“Dan saya kira yang sangat penting saat ini, yaitu mengembalikan citra Kota Bandung yang sedang tidak baik-baik saja dalam beberapa waktu terakhir,” kata Dedi.
Menurut Dedi, sosok pj wali kota Bandung nantinya perlu menjaga dan mengembangkan Kota Bandung sebagai kota yang kreatif, baik dari segi sumber daya manusia, tempat, maupun pemikirannya.
“Karena industri kreatif dengan Kota Bandung sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan sejak puluhan tahun lalu. Dari mulai musik, fesyen, kuliner, komunitas, dan tokoh-tokoh besar di industri kreatif itu tumbuh di Kota Bandung. Gairah itu yang saya rasa mesti dikembalikan,” ujarnya.
Dedi menilai, semangat kreativitas itu harus terus dijaga melalui program-program yang terukur.