Kamis 10 Aug 2023 17:13 WIB

Cegah Karhutla di Garut, Warga Diminta tidak Membuka Ladang dengan Dibakar

Seksi Konservasi Wilayah V Kabupaten Garut meningkatkan patroli pencegahan karhutla. 

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Foto: dok. Polsek Tarogong Kaler
(ILUSTRASI) Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diminta tidak membuka ladang atau lahan dengan melakukan pembakaran. Pasalnya, api dari aktivitas pembakaran itu berpotensi merembet dan memicu kebakaran hutan atau lahan (karhutla), terlebih pada musim kemarau.

Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Kabupaten Garut Dodi Arisandi, hampir seluruh kawasan hutan di Kabupaten Garut memiliki potensi terjadinya kebakaran saat musim kemarau. Termasuk kawasan cagar alam Leuweung Sancang di Kecamatan Cibalong.

Baca Juga

Namun, kerawanan tertinggi disebut di kawasan hutan Kamojang, Gunung Papandayan, dan Gunung Guntur. “Karena tiga kawasan itu berbatasan langsung dengan ladang masyarakat. Sementara kebanyakan kebakaran terjadi karena masyarakat membuka lahan dengan cara membakar,” kata Dodi, saat dihubungi Republika, Kamis (10/8/2023).

Dodi mengatakan, pihaknya berupaya memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat agar tidak membuka ladang atau lahan dengan cara dibakar. “Sekalipun harus membakar ladangnya, harus ditunggu, supaya tidak merembet ke kawasan hutan,” kata dia.

Selain aktivitas pembukaan ladang, menurut Dodi, kegiatan pemburu yang membuat api unggun ataupun aktivitas pendakian yang berhubungan dengan api berpotensi memicu terjadinya karhutla. “Termasuk aktivitas pendakian juga memiliki potensi menimbulkan kebakaran. Namun, itu relatif bisa dipantau karena aktivitas pendaki itu sudah ada areanya,” ujar dia.

Mengantisipasi karhutla pada musim kemarau ini, Dodi mengatakan, pihaknya meningkatkan patroli. Menurut dia, sejumlah peralatan yang diperlukan untuk penanganan karhutla juga disiapkan. Sejumlah alat pemadam, kata dia, sudah ditambahkan juga ke masing-masing resor.

Dalam waktu dekat, Kantor Seksi Konservasi Wilayah V Kabupaten Garut juga akan menggelar apel siaga untuk menyiapkan seluruh personel dan peralatan. “Intinya, kami antisipasi agar tidak ada kebakaran. Kalau sudah kebakaran kan pasti repot semua,” kata Dodi.

Sejauh ini, menurut Dodi, belum ada laporan kebakaran di kawasan hutan. Sementara sekitar satu pekan lalu dilaporkan terjadi kebakaran di lahan milik warga yang berbatasan dengan kawasan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang. 

Meskipun bukan berada di kawasan hutan, kata dia, pihaknya ikut membantu melakukan pemadaman, agar api tidak merembet ke kawasan hutan. “Alhamdulillah, malam hari sudah bisa dilakukan pemadaman,” kata dia.

Dodi mengaku tak bisa memastikan luasan lahan milik warga yang terbakar itu lantaran pihaknya tak melakukan investigasi lebih lanjut. Pasalnya, lahan yang terbakar bukan merupakan kawasan hutan. Dodi menduga kebakaran itu dipicu aktivitas pembakaran pembersihan lahan. “Mungkin tidak dijaga,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement