Selasa 29 Aug 2023 18:26 WIB

Ibu Bayi Tertukar Minta Pertanggungjawaban Hukum pada Korporasi RS Sentosa

Lima tenaga kesehatan Rumah Sakit Sentosa Bogor dinonaktifkan sementara.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pihak ibu bayi tertukar yakni Siti Mauliah (37 tahun) meminta pertanggungjawaban hukum atas bayi tertukar kepada korporasi Rumah Sakit Sentosa. Sebab, Kuasa Hukum Siti Mauliah, Rusydiansyah Nur Ridho, menilai, ada permasalahan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit sehingga para perawat melakukan kelalaian.

Rusydi mengatakan, apabil SOP dari rumah sakit sudah baik dan bagus, maka potensi kelalaian bisa minim. SOP yang dimaksud ialah perihal rawat gabung antara ibu dan bayi yang baru dilahirkan.

“Jadi memang kami itu pengennya pertanggungjawaban hukum itu ada pada korporasi. Bukan kepada suster. Dari SOP-nya itu sudah salah,” kata Rusydi kepada Republika, Selasa (29/8/2023).

Rusydi pun menanyakan perihal SOP tersebut kepada para perawat dan direktur RS Sentosa yang hadir di rumah kliennya pada Senin (28/8/2023). Ia mempermasalahkan SOP rawat pisah, bayi berinisial GB yang dilahirkan Siti pada Senin (18/7/2022) tidak memiliki indikasi medis.

“SOP itu sudah bermasalah rawat gabung rawat pisah ini. Harusnya rawat gabung semuanya, nggak ada rawat pisah. Kecuali ada indikasi medis,” ujarnya.

Bahkan, kata Rusydi, lima perawat yang disebut terlibat dalam tertukarnya bayi ini meyakini saat itu insiden yang terjadi ialah gelang bayi tertukar. Bukan pada bayi itu sendiri.

Rusydi menyebutkan, Siti melahirkan GB pada Senin (18/7/2022) lalu disusul D melahirkan GL pada Selasa (19/7/2022). Siti kemudin pulang ke rumah pada Rabu (20/7/2022), yang mana di situlah potensi dua bayi laki-laki itu tertukar.

Bahkan, sambung dia, perawat-perawat itu sempat datang ke rumah Siti untuk meminta gelang bayi yang tertukar. Namun hal itu tidak disampaikan dan dilaporkan ke pimpinan rumah sakit.

Akhirnya, menurut Rusydi para perawat itu mengaku bahwa mereka lalai. “Ketika saya tanya, mereka juga lalai bilang. Mereka yakin itu nggak ketukar, makanya bilangnya gelangnya saja yang ketukar bukan bayinya,” kata Rusydi.

Diketahui, lima tenaga kesehatan (nakes) Rumah Sakit Sentosa Bogor dinonaktifkan sementara, usai disebut terlibat dalam kasus bayi tertukar pada Juli 2022. Lima nakes ini dinonaktifkan hingga kasus ini selesai, setelah ada keputusan lebih lanjut dari manajemen rumah sakit.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan, sebelumnya ada 15 nakes yang dinonaktifkan. Setelah pihak rumah sakit melakukan pendalaman, baru peran masing-masing nakes tersebut akhirnya diketahui.

“Ternyata, dalam kenyataannya lima (orang) itu lah yang terlibat secara langsung dalam peristiwa. Sehingga perlu melakukan tindakan lebih lanjut dengan menonaktifkan,” kata Gregg dikonfirmasi Republika, Senin (28/8/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement