Senin 11 Sep 2023 16:50 WIB

Disebut Picu Kebakaran di Gunung Guntur Garut, Tiga Anak SMP Dibina

Polisi tidak membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas berupaya memadamkan api yang membakar lahan di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).
Foto: Dok. Seksi Konservasi Wilayah V
Petugas berupaya memadamkan api yang membakar lahan di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Tindakan tiga siswa SMP disebut memicu kebakaran lahan di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terjadi pada Kamis (7/9/2023). Ketiga anak itu awalnya dikabarkan berniat menghangatkan diri.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Kepala Polsek (Kapolsek) Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian menjelaskan, ketiga anak SMP itu membolos sekolah pada Kamis pagi dan pergi ke sekitar kawasan Gunung Guntur.

Baca Juga

“Memang pada Kamis pagi itu mereka bolos sekolah. Naik ke atas, bikin api untuk menghangatkan badan. Lalu ditinggal dan api membesar,” kata Kapolsek, saat dikonfirmasi Republika, Senin (11/9/2023).

Kapolsek mengatakan, kasus tersebut tidak dibawa ke ranah hukum. Polisi disebut mempertimbangkan berbagai faktor, terutama kondisi psikologis anak. Menurut dia, ketiga anak itu rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu, ada salah satu anak yang ayahnya baru meninggal dunia beberapa hari lalu. “Jadi, harus diberikan perhatian,” ujar dia.

Untuk itu, menurut Kapolsek, polisi mengundang orang tua dan perwakilan sekolah ketiga anak tersebut pada Jumat (8/9/2023). Orang tua dan pihak sekolah diminta melakukan pembinaan terhadap ketiga anak yang masih berusia belasan tahun itu.

Kapolsek juga mengingatkan kepada orang tua untuk lebih mengawasi dan meningkatkan komunikasi dengan anak. Ketika anak berangkat ke sekolah, mesti dipastikan anak itu benar-benar masuk sekolah.

Menurut Kapolsek, pihaknya juga akan mengundang aparat desa untuk memberikan pembinaan kepada ketiga anak tersebut. Termasuk mengingatkan warga lainnya akan potensi kebakaran. “Nanti juga akan dihadirkan kepala desa agar jadi pesan buat semua warga agar lebih waspada,” katanya.

Jajaran kepolisian pun disebut akan lebih giat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga, khususnya di sekitar kawasan Gunung Guntur, terkait potensi kebakaran. Terlebih di musim kemarau.

“Jangankan dari yang sengaja dibakar, buang puntung (rokok) sembarangan saja bisa luar biasa terjadi kebakaran. Kami terus melakukan sosialisasi dan memberikan imbauan kepada warga, memasang banner untuk sosialisasi waspada kebakaran. Bukan hanya kebakaran lahan, tapi juga kebakaran di permukiman,” kata Kapolsek.

Kebakaran yang terjadi di Gunung Guntur kawasan Blok Legok Tegal Malaka, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, pada Kamis lalu, dikabarkan berdampak terhadap sekitar 59,24 hektare lahan. 

Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Kabupaten Garut Dodi Arisandi mengatakan, kebakaran lahan itu tentu saja menimbulkan kerugian. Salah satunya disebut terkait fungsi ekologi. “Untuk menjadi tumbuh hijau lagi pasti memerlukan waktu,” kata dia, Senin.

Selain itu, kebakaran lahan di Gunung Guntur juga disebut dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar yang memiliki usaha di luar kawasan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement