Sabtu 06 Dec 2025 07:50 WIB

Laporan Lucky Hakim ke KDM Dibantah Warga Eretan: Bukan 900, Ada 3000 Rumah yang Sudah Terendam

Warga Desa Eretan Wetan sempat berunjukrasa untuk menyuarakan banjir rob tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Banjir rob yang menerjang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu semakin parah dengan adanya fenomena supermoon, Kamis (4/12/2025).
Foto: Dok Republika
Banjir rob yang menerjang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu semakin parah dengan adanya fenomena supermoon, Kamis (4/12/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Bupati Indramayu, Lucky Hakim telah menyampaikan kondisi banjir rob yang menerjang pesisir Desa Eretan Wetan dan Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Bencana di dua desa itu viral karena berlangsung setiap hari selama bertahun-tahun. Kondisinya kini semakin parah. 

Dedi yang sedang menyalurkan bantuan bagi korban bencana di Sumatera, menggali informasi dari Lucky mengenai kondisi banjir Eretan melalui sambungan telepon. Di antaranya mengenai pengerukan sungai di Eretan. 

Baca Juga

Menanggapi dialog antara Dedi dan Lucky, Ketua Aliansi Warga Eretan Wetan, Supriyanto, menyampaikan terima kasih kepada gubernur Jabar yang sudah merespon kondisi yang terjadi di Eretan. Namun, ia juga menyampaikan sejumlah fakta yang berbeda dengan penjelasakan Lucky.

photo
Bupati Indramayu, Lucky Hakim. - (Lilis Sri Handayani)

Supriyanto mengatakan, sebelumnya, Lucky menyebutkan ada 900 rumah warga di Desa Eretan Wetan. Namun faktanya, ia menyebut ada lebih dari 3.000 rumah, yang dihuni sekitar 12 ribu jiwa.“Dan ketika banjir rob datang, hampir semuanya direndam air asin. Hal ini sudah terjadi bertahun-tahun,” kata Supriyanto kepada Republika, Jumat (5/12/2025) malam.

Supriyanto mengatakan, pada 7 November 2025, warga Desa Eretan Wetan berunjuk rasa memblokade jalur pantura untuk menyuarakan soal banjir rob tersebut. Melalui aksi itu, mereka berharap ada perhatian dari pemerintah pusat maupun provinsi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement