REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan di wilayah Ciayumajakuning (kota/kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Jawa Barat, akan mundur dari biasanya. Fenomena iklim El Nino disebut menyebabkan musim kemarau lebih panjang dari normal.
“Secara umum, di wilayah Ciayumajakuning awal musim hujannya mundur antara satu hingga tiga dasarian atau 10 hingga 30 hari,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, yang akrab disapa Faiz, Ahad (17/9/2023).
Faiz mengatakan, wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan diperkirakan memasuki awal musim hujan pada November. Sedangkan untuk Kabupaten Indramayu, awal musim hujannya diprediksi mulai November hingga Desember.
Kondisi kemarau tahun ini mengakibatkan kekeringan atau kesulitan air bersih di sejumlah daerah. Di Kabupaten Majalengka, misalnya, masalah tersebut dilaporkan dialami sejumlah desa yang tersebar di tujuh kecamatan, yaitu wilayah Kecamatan Panyingkiran, Kadipaten, Jatitujuh, Kertajati, Kasokandel, Majalengka, dan Palasah.
Jumlah daerah atau warga terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih ini diperkirakan bisa bertambah. “Mundurnya prediksi awal musim hujan di Majalengka membuat musim kemarau semakin panjang,” ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Majalengka Rezza Permana.
Untuk membantu warga di daerah terdampak kekeringan itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, sejak 27 Juli hingga 13 September pukul 21.00 WIB sudah disalurkan 253 ribu liter air bersih.