REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Warga di sejumlah daerah wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, terdampak kekeringan atau mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. Bantuan air bersih terus diupayakan untuk warga terdampak kekeringan ini.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, sejak 27 Juli hingga 13 September pukul 21.00 WIB, sudah disalurkan bantuan 253 ribu liter air bersih.
Bantuan air bersih itu didistribusikan ke sejumlah desa di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Panyingkiran, Kadipaten, Jatitujuh, Kertajati, Kasokandel, Majalengka, dan Palasah.
“Sumber (penyaluran bantuan) air bersih itu berasal dari BPBD, PMI (Palang Merah Indonesia), dan Polres Majalengka,” ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Rezza Permana, Kamis (14/9/2023).
Dari tujuh kecamatan tersebut, bantuan air bersih paling banyak disalurkan ke wilayah Kecamatan Kadipaten, sebanyak 117 ribu liter. Kemudian ke wilayah Kecamatan Jatitujuh 42 ribu liter, Kecamatan Kasokandel 35 ribu liter, dan Kecamatan Palasah 24 ribu liter.
Adapun bantuan air bersih yang didistribusikan ke wilayah Kecamatan Majalengka dan Panyingkiran masing-masing 15 ribu liter, serta ke wilayah Kecamatan Kertajati 5.000 liter.
Menurut Rezza, jumlah daerah terdampak kekeringan ini diperkirakan bisa bertambah. Pasalnya, kata dia, diprakirakan awal musim hujan mundur. “Mundurnya prediksi awal musim hujan di Kabupaten Majalengka membuat musim kemarau semakin panjang,” kata Rezza.
Pelaksana Tugas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, menjelaskan, diprakirakan awal musim hujan di wilayah Majalengka baru pada November 2023. Menurut dia, prakiraan tersebut mundur satu hingga dua dasarian atau 10-20 hari dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Awal musim hujan di Majalengka diprediksi mundur dan musim kemarau akan lebih lama,” kata dia.