REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Pergerakan tanah dilaporkan kembali terjadi di wilayah Desa Cikaracak, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Warga sekitar diminta waspada akan kemungkinan terjadinya pergerakan tanah lagi, terlebih saat turun hujan.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Rezza Permana mengatakan, ada 35 rumah milik warga yang terancam longsor akibat terjadinya pergerakan tanah itu.
Tak hanya rumah warga, satu masjid dan tiang listrik pun dilaporkan terancam terbawa longsoran. “Posisi longsoran sekitar satu meter lagi dari rumah terdekat,” ujar dia kepada Republika, Selasa (5/12/2023).
Puluhan rumah itu dihuni 43 kepala keluarga (KK) atau 127 jiwa. Menurut Rezza, hingga kini warga belum ada yang mengungsi. Namun, kata dia, pihaknya sudah memberikan arahan agar warga segera mengungsi jika terjadi lagi pergerakan tanah yang terbilang besar.
Rezza menjelaskan, pergerakan tanah di wilayah Desa Cikaracak awalnya dilaporkan terjadi pada 29 Maret 2023. Pergerakan tanah sempat berhenti selama musim kemarau. Pada Senin (4/12/2023), setelah hujan deras mengguyur selama sekitar lima jam, pergerakan tanah dilaporkan kembali terjadi.
Struktur tanah yang labil di daerah tersebut dinilai menjadi salah satu faktor terjadinya pergerakan tanah. Rezza mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan pergerakan tanah di Desa Cikaracak.
BPBD Majalengka juga memasang alat manual untuk menghitung pergeseran tanah, serta menempatkan personel di lokasi kejadian. “Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika hujan turun,” kata Rezza.