Kamis 12 Oct 2023 09:47 WIB

Semburan di Sukaraja Bogor Mengandung Gas Metana

Area sekitar termasuk kos-kosan di dekat lokasi semburan tengah disterilkan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Semburan air bercampur gas muncul di tengah permukiman warga di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (11/10/2023).
Foto: Dok. BPBD Kabupaten Bogor
Semburan air bercampur gas muncul di tengah permukiman warga di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (11/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah dites menggunakan alat ukur khusus, semburan gas bercampur air di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, ditemukan mengandung gas metana dan kandungan kimia lainnya. Saat ini, warga di sekitar semburan tersebut pun diungsikan sementara.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, M. Adam Hamdani, mengatakan, pengukuran itu dilakukan oleh PGN dan BPBD pada Rabu (11/10/2023) petang. Dimana semburan gas bercampur air itu muncul pada sore harinya.

“Menurut petugas dari Pertamina (PGN) setelah diukur dengan alat ukur khusus gas metana terukur/terdapat kandungan gas metana diatas 3.882 ppm-m di awal pada pukul 17.45 dan pengecekan selanjutnya pada pukul 18.45 terukur di atas 14.000 ppm-m,” kata Adam, Rabu (11/10/2023) malam.

Selain itu, Adam mengatakan, setelah diukur dengan alat deteksi gas milik BPBD Kabupaten BogorC terdapat kandungan H2S angka 0 s/d 1 tidak konsisten, Combex angka 0 s/d 5 tidak konsisten, dan CO2 angka 0 s/d 15 tidak konsisten.

“Pengukuran dilakukan di beberapa lokasi dekat lokasinya kebocoran gas tersebut. Kami pun memberikan edukasi kebencanaan dan imbUan kepada masyarakat agar jangan mendekat dan jangan membuat sumber api,” kata Adam.

Saat ini, kata Adam, area sekitar termasuk kos-kosan beberapa petak di dekat lokasi semburan tengah disterilkan. Diperluka  penanganan lebih lanjut dari pihak terkait menganai pengecekan kandungan gas dan zat kimia di lokasi.

Terpisah, Kasie Pencegahan BPBD Kabupaten Bogor, Yudiman, mengatakan saat awal semburan itu muncul, tercium bau seperti belerang. Namun, seiring berjalannya waktu bau belerang itu sedikit menghilang.

“Tapi kalau sudah radius 100 meter memang sudah nggak terlalu menyengat, tapi warga nggak boleh masuk ke lokasi kontrakan,” ujarnya.

Yudiman mengatakan, saat ini pihaknya dan Polsek Sukaraja menanti penanganan dari Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat Wilayah 2 Bogor. Nantinya juga bisa diketahui apakah penggalian sumur bor sedalam sekitar 100 meter lebih itu diperbolehkan atau tidak.

“Kita nggak punya SOP, biasanya ESDM. Kalau ada pengajuan ke ESDM, nanti mereka tahu titiknya dan ada alatnya. Saya sudah koordinasi dengan Polsek dan ESDM, nanti akan ke sini. Kita juga nunggu perkembangan lebi lanjut,” kata Yudiman.

Sebelumnya, diberitakan semburan air bercampur gas muncul di tengah permukiman warga di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Rabu (11/10/2023) sore. Semburan air itu muncul setelah ada pengeboran sumur bor sedalam 130 meter.

Kapolsek Sukaraja Kompol Birman Simanullang, mengungkapkan peristiwa itu bermula ketika pemilik kos-kosan hendak membuat sumur bor. Lantaran warga sekitar termasuk penghuni kos kekurangan air di musim kemarau, sehingga berusaha mendapatkan air dengan melakukan pengeboran.

“Pengeboran ini (dilakukan) kurang lebih sebulan, tidak dapat air. Tadi sore, yang mengebornya itu ada rasa putus asa, jadi mengambil peralatannya, dinamo. Tau-tau, tiba-tiba ada semburan air campur gas, itu yang terjadi sampai sekarang,” kata Birman kepada wartawan di lokasi, Rabu (11/10/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement