REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, disebut sudah masuk masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi cuaca ekstrem saat pancaroba ini dan dampak yang bisa ditimbulkannya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, masa pancaroba ini ditandai kondisi cuaca yang tak menentu. Seperti dari kondisi panas tiba-tiba hujan atau dari angin tenang tiba-tiba kencang.
“Waspada dan hati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es, dan dampak yang dapat ditimbulkannya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, dan pohon tumbang,” kata Ahmad Faa Izyn.
Pada Selasa (24/10/2023), sekitar pukul 15.30 WIB, angin kencang dilaporkan melanda ruas Jalan Raya Purwasari-Ciniru wilayah Desa Pakembangan, Kecamatan Garawangi. Sejumlah pohon dilaporkan tumbang. “Beberapa pohon tumbang menimpa Jalan Raya Purwasari-Pakembangan-Ciniru,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana.
Angin kencang juga dilaporkan melanda tiga dusun di wilayah Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimahi, pada Senin (23/10/2023), sekitar pukul 16.00 WIB. Tiga dusun terdampak angin kencang ini, yakni Dusun Tengah RT 05/RW 02, Dusun Acoran RT 07 dan 08/RW 03, serta Dusun BSM RT 14/RW 05.
Indra mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat kejadian angin kencang itu. Namun, sejumlah rumah mengalami kerusakan. Di Dusun Tengah dikabarkan ada satu rumah warga yang mengalami kerusakan berat. Di Dusun Acoran dilaporkan ada dua rumah yang rusak ringan.
Sementara di Dusun BSM ada satu rumah warga yang jebol pada bagian dapurnya dan rumah yang mengalami kerusakan ringan. Selain itu, dilaporkan ada rumah yang rusak berat karena bagian dapurnya, yang terbuat dari bambu, ambruk.