Kamis 02 Nov 2023 07:22 WIB

Harga Cabai di Indramayu Melejit, Warung Makan Kurangi Porsi Sambal

Kenaikan harga cabai dikabarkan terjadi sejak dua pekan lalu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pedagang cabai di pasar.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
(ILUSTRASI) Pedagang cabai di pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Harga cabai di Pasar Baru Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami kenaikan signifikan. Kondisi itu pun dikeluhkan para konsumen, terutama yang memiliki usaha warung makan.

Berdasarkan pantauan Republika, harga cabai rawit merah saat ini sekitar Rp 74 ribu per kilogram. Sedangkan harga normalnya sekitar Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Juga

Selain cabai rawit merah, kenaikan harga juga terjadi pada berbagai jenis cabai lainnya. Seperti cabai merah keriting, yang kini Rp 58 ribu per kilogram dari harga normalnya Rp 30 ribu. Harga cabai merah juga kini Rp 38 ribu per kilogram, dari harga normalnya Rp 30 ribu, dan cabai hijau kini Rp 32 ribu per kilogram, dari harga normalnya Rp 22 ribu.

“Kenaikan harga ini bertahap, ada sejak sekitar dua mingguan yang lalu,” ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Winingsih, Rabu (1/11/2023).

Winingsih mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat pemasok. Dari informasi yang diperolehnya, kenaikan harga dipengaruhi dampak musim kemarau panjang yang menyebabkan tanaman cabai milik petani mengalami kekeringan.

Kondisi itu membuat hasil panen petani cabai jadi berkurang. "Suplai cabai sekarang agak tersendat," kata Winingsih.

Winingsih mengaku kerap menerima keluhan dari para konsumen soal naiknya harga cabai ini. Kebanyakan dari mereka akhirnya mengurangi pembelian.

“Ya mereka tetap beli karena butuh, terutama pedagang makanan. Cuma yang biasanya beli sekilo, jadi setengah kilogram. Yang biasa beli setengah kilogram, jadi seperempat kilogram,” kata Winingsih.

Salah satu pemilik warung makan di Jalan MT Haryono, Sindang, Kabupaten Indramayu, Ririn (35 tahun), mengatakan, kenaikan harga cabai sangat memberatkannya. Pasalnya, modal yang dikeluarkan makin besar. Di sisi lain, dia tidak bisa menaikkan harga jual makanan kepada pelanggannya.

Ririn membutuhkan cabai untuk sejumlah makanan, khususnya sambal. “Kalau tidak ada sambal, pembeli pada nyariin. Jadi, walau harga cabainya mahal, sambal sih harus tetap tersedia,” ujar Ririn.

Ririn biasa menggunakan cabai rawit merah sebanyak setengah kilogram untuk membuat sambal. Sejak harga cabai rawit merah melonjak, dia terpaksa mengurangi penggunaannya menjadi seperempat kilogram.

Alhasil, porsi sambal yang disediakan kepada pelanggan juga jadi berkurang. “Pokoknya ya tetap saya sediakan sambal, cuma sekarang lebih sedikit,” kata Ririn. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement