REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni mengatakan, bahwa pemilihan umum (Pemilu) 2024 harus berlangsung dengan damai dan tak menimbulkan perpecahan. Di sisi lain, dia berharap, tak adanya cawe-cawe atau intervensi terhadap institusi negara yang seharusnya netral.
"Bagaimana Pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan aman. Tidak ada lagi istilah kata perpecahan, tidak ada lagi dalam kaitan dengan proses cawe-cawe yang mungkin melibatkan para institusi yang mestinya netral," ujar Sahroni dalam sebuah diskusi daring, Jumat (10/11/2023).
Pemilihan presiden (Pilpres) haruslah berjalan dengan sportif, tanpa terlibatnya kekuasaan di dalam prosesnya. Jangan sampai intervensi kekuasaan tersebut justru mencoreng dunia perpolitikan Indonesia yang membuat generasi muda enggan terlibat.
"Inilah yang kita harapkan, Pemilu 2024 mendatang adalah pemilu yang sangat fair. Tidak dalam kondisi melibatkan dalam struktur institusi terkait yang ada di republik ini," ujar Sahroni.
"Untuk agar proses dalam belajar politik di republik ini jangan sampai berimbas pada periode-periode selanjutnya. Kita nggak mau nanti kita anak muda kaya saya, Bang Andre, Bang Masinton ini nanti cuma ada urusannya dendam sesaat yang hasil pemilu, siapapun pemenangnya harus kita hormati," sambung Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Di samping itu, ia menyambut baik kenaikan elektabilitas pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar menurut hasil survei Poltracking Indonesia. Menurutnya, hasil tersebut merupakan bukti kerja dari Koalisi Perubahan dalam beberapa bulan terakhir.
"Kita dalam koalisi AMIN sendiri adalah bekerja semaksimal mungkin untuk melakukan satu kampanye ke depan yang lebih massif dan tentunya survei ini bukan berarti menjadi bagian kemenangan ada di depan mata," ujar Sahroni.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan penyelenggaraan Pemilu 2024 akan berlangsung demokratis dan tak akan mudah diintervensi. Pelaksanaan pemilu akan diawasi oleh seluruh pihak, mulai dari tempat pemungutan suara (TPS) yang diawasi saksi partai, kemudian oleh masyarakat, dan juga media.
"Sekali lagi ini pemilu yang sangat besar, yang sangat demokratis. Banyak yang menyampaikan bahwa pemilu kita ini gampang diintervensi. Diintervensi dari mana? Di setiap TPS itu ada saksi partai-partai. Semua TPS ada saksi dari partai-partai, belum juga aparat yang juga ada di dekat TPS," kata Jokowi saat membuka Rakornas Penyelenggara Pemilu di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Karena itu, Jokowi mengingatkan agar tak ada pihak yang mencoba-coba untuk melakukan intervensi dalam pemilu. Sebab, hal itu akan sangat sulit dilakukan. "Jadi jangan ada yang mencoba-coba untuk mengintervensi, karena jelas sangat-sangat sulit, karena di TPS tadi saya sampaikan ada saksi-saksi-saksi-saksi dari partai-partai politik," ungkap Jokowi.