Rabu 13 Dec 2023 13:14 WIB

Tompi Kritik Debat Capres 2024: Seremonial Berlebih, Bicara Basa-Basi Terlalu Lama

Fokus pada substansi perdebatan dan menjauhi basa-basi yang tak produktif. 

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Penyanyi yang juga dokter bedah estetika Teuku Adifitrian atau Tompi (kanan) duduk bersama dengan Akademisi Rocky Gerung (kiri).
Foto: Antara/Reno Esnir
Penyanyi yang juga dokter bedah estetika Teuku Adifitrian atau Tompi (kanan) duduk bersama dengan Akademisi Rocky Gerung (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi, pembawa acara, penulis lagu, produser, sutradara, dan dokter bedah plastik Indonesia, dr Teuku Adifitrian, lebih dikenal dengan mononim Tompi, membagikan pandangannya terkait debat pertama calon presiden (capres) dalam Pemilu 2024. Tompi menyoroti bahwa debat itu lebih terfokus pada seremonial dan basa-basi yang terkesan membuang waktu.

Dia menyampaikan pendapatnya melalui akun media sosialnya. Tompi mencatat bahwa dalam 38 menit pertama debat, banyak waktu yang terbuang untuk seremonial dan basa-basi yang berlebihan. 

Baca Juga

“Selama 38 menit nonton debat capres, abis buat seremonial, kebiasaan basa-basi kelamaaan,” kata pelantun lagu “Menghujam Jantungku” itu di X (sebelumnya Twitter), Selasa (12/12/2023).

Dia menilai bahwa kebiasaan basa-basi yang berlarut-larut dapat mengurangi substansi dari debat itu sendiri. Tompi juga menyoroti pentingnya tidak merendahkan pihak lain dalam sebuah perdebatan.

"Tidak akan kelihatan hebat seorang hanya dengan cara merendahkan yang lain," ujar Tompi dalam unggahannya.

Seniman kelahiran 22 September 1978 itu juga menyoroti intonasi unik capres Prabowo Subianto yang menyebut nama salah satu lawan Anies Baswedan. “Buauhahahaha intonasi Pak Prabowo menyebut ‘Mas Anies, Mas Anies’,” kata Tompi.

Tompi tampaknya juga memberikan kritik terhadap kebiasaan pembawa acara untuk selalu mengucapkan sesuatu secara bersamaan. "Kenapa ya MC kalau berdua selalu harus mengucapkan sesuatu bareng-bareng,” ujar dia.

Komentar Tompi menunjukkan, pandangan kritisnya terhadap pelaksanaan debat pertama dan dinamika antarcalon presiden, yang mungkin dianggapnya sebagai unsur seremonial yang tidak perlu. Tompi menyoroti, pentingnya fokus pada substansi perdebatan dan menjauhi basa-basi yang tak produktif. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement