Sabtu 06 Jan 2024 20:53 WIB

Nyaris 2.000 warga Purwakarta Mengungsi Akibat Longsor di Gunung Anaga

Gunung Anaga longsor karena wilayah tersebut rawan pergerakan tanah.

Ilustrasi longsor. Sekitar 1.700 warga Purwakarta mengungsi akibat longsor di Gunung Anaga.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi longsor. Sekitar 1.700 warga Purwakarta mengungsi akibat longsor di Gunung Anaga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyebutkan 1.797 jiwa dari 520 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat longsor yang terjadi di kaki Gunung Anaga, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta. Kepala Pelaksana BPBD Purwakarta Heryadi Erlan, smengatakan seribuan warga yang terdampak bencana longsor itu mengungsi di sejumlah titik di wilayah Purwakarta.

Warga mengungsi di SDN 2 Sukamulya dan mushola. Ada juga warga yang mengungsi ke rumah keluarga dan saudaranya, baik yang masih satu kampung maupun di luar kampung.

Bencana longsor yang terjadi di kaki Gunung Anaga terjadi akibat hujan deras pada Kamis (4/1/2024). Longsoran tanah itu terjadi dari atas Gunung Anaga.

Ia menyebutkan selain akibat hujan deras, penyebab tanah longsor juga terjadi karena kondisi geologis. Artinya, daerah di sekitar kaki Gunung Anaga tersebut memang merupakan daerah rawan pergerakan tanah.

"Jadi saat hujan deras, tanah dan batuan itu terkikis air dan mengalami longsor," katanya.

Sesuai dengan catatan sementara BPBD Purwakarta, sebanyak 1.797 jiwa dari 520 keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebanyak 16 unit rumah rusak, delapan tiang listrik roboh, satu rumah ibadah rusak akibat bencana longsor tersebut. Selain itu, juga dilaporkan areal sawah seluas sekitar 3 hektare tertimbun longsoran tanah.

Penjabat Bupati Purwakarta Benni Irwan mengajak masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Anaga, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta segera mengungsi sebagai antisipasi terjadinya bencana alam longsor susulan. Hingga kini pihaknya masih terus fokus melakukan evakuasi di lokasi longsor, baik evakuasi orang maupun barang.

Setelah evakuasi tuntas, selanjutnya akan dilakukan pembersihan dan normalisasi fasilitas umum yang terdampak bencana longsor. Sementara penanganan secara berkelanjutan, yakni relokasi atau tidak, itu akan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.

"Tetapi demi keselamatan dan keamanan, saya mengajak masyarakat yang ada di sekitar titik longsor untuk turun, mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement