Selasa 16 Jan 2024 11:38 WIB

Harga Mahal, Petani Lepas Simpanan Gabah untuk Modal Tanam

Tingginya harga gabah tahun ini tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petani merontokkan padi di lahan persawahan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petani merontokkan padi di lahan persawahan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--- Harga gabah kering giling (GKG) hasil panen gadu 2023 di tingkat petani, tinggi. Para petani pun mulai melepas simpanan gabah mereka untuk kebutuhan modal tanam rendeng 2023/2024.

Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, harga GKG di tingkat petani saat ini di kisaran Rp 8.600 per kilogram. Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk HPP GKG di penggilingan, hanya Rp 6.200 per kilogram dan HPP GKG di gudang Perum Bulog Rp 6.300 per kilogram.

Baca Juga

Tasrip mengatakan, harga gabah saat inipun mengalami kenaikan signifikan dibandingkan saat puncak panen gadu pada September 2023, yang mencapai Rp 7.500 – Rp 8.000 per kilogram. ‘’Petani yang jual gabahnya sekarang ada keuntungan,’’ ujar Tasrip kepada Republika, Selasa (16/1/2024).

Tasrip mengatakan, para petani telah menjual sebagian besar gabahnya saat baru panen untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka hanya menyimpan sekitar 20 persen untuk persiapan kebutuhan musim tanam rendeng.

 "Sekarang gabah simpanannya mulai dilepas,’’ kata Tasrip.

Menurut Tasrip, gabah simpanan petani saat ini hanya diserap oleh tengkulak dan pabrik penggilingan lokal. Pasalnya, gabah yang dilepas terhitung sedikit. Kondisi itu berbeda dibandingkan saat panen raya. Gabah milik petani Cirebon menjadi buruan para tengkulak dari luar daerah.

Tasrip menjelaskan, tingginya harga gabah, yang disebutnya tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Fenomena cuaca itu menimbulkan kekhawatiran terhadap dampaknya pada stok pangan.

Selain itu, kata Tasrip, biaya produksi yang dikeluarkan petani selama musim tanam gadu 2023 juga cukup tinggi. Di antaranya, untuk mengatasi maraknya serangan tikus maupun pompanisasi untuk mengatasi kekeringan.

Sementara itu, tingginya harga gabah juga terjadi di Kabupaten Indramayu. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengatakan, harga GKG di tingkat petani di Kabupaten Indramayu di kisaran Rp 8.800 – Rp 9.000 per kilogram.

‘’Harga gabah sekarang ini masih stabil seperti bulan kemarin,’’ kata Sutatang. 

Meenurut Sutatang, para petani di Kabupaten Indramayu pun biasa menjual sebagian besar hasil panennya. Hanya ada sebagian kecil hasil panen yang disimpan untuk kebutuhan biaya musim tanam rendeng.

''Sekarang yang disimpan petani sudah mulai dijual untuk biaya musim tanam rendeng,'' kata Sutatang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement