Kamis 01 Feb 2024 13:47 WIB

Sembilan Perusahaan Padat Karya, Hengkang dari Jabar

Perusahaan tersebut mayoritas industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil

 ilustrasi pabrik tekstil
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
ilustrasi pabrik tekstil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Sembilan perusahaan padat karya, dilaporkan hengkang dari Jawa Barat (Jabar). Namun, saat ini masih banyak pengusaha yang ragu membuka pabrik baru di daerah lain karena mempertimbangkan aksesibilitas dan sumber daya manusia (SDM). 

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar, Nining Yuliastiani, pada 2023 lalu tercatat ada sembilan perusahaan yang tercatat berhenti beroperasi di Jabar. Kesembilan perusahaan tersebut mayoritas industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT). Mereka berencana pindah merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah. 

Namun, menurut Nining, kesembilan perusahaan tersebut saat ini belum mulai beroperasi di Jawa Tengah. “Tapi informasi dari Jawa Tengah, mereka belum seluruhnya beroperasi. Mereka masih memikirkan, berencana balik lagi ke Jabar atau tidak,” ujar Nining, di Gedung Sate, belum lama ini. 

Nining mengatakan, banyak perusahaan yang masih wait and see untuk membuka pabriknya di Jateng. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan adalah soal konektivitas (infrastruktur). Serta, produktivitas SDMnya. 

“Jadi untuk pindah ke Jateng masih wait and see mempertimbangkan banyak hal. Mayoritas TPT yang pindah alasannya karena upah. Tapi pas pindah ke Jateng, ternyata bukan hanya pertimbangan itu saja,” katanya. 

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Ning Wahyu Astutik mengatakan, Apindo mencatat setidaknya ada 28 perusahaan yang telah berhenti beroperasi di Jabar dan berencana melakukan relokasi ke provinsi lain di Indonesia. Jumlah tersebut hasil catatan Apindo sejak 2022 hingga 2023. 

Beberapa industri tersebut relokasi dari beberapa daerah di Jabar seperti Karawang, Sukabumi, Purwakarta, dan lainnya. Alasannya upah buruh yang dianggap cukup besar jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa Tengah. 

“Lebih ke perusahaan padat karya, mereka sangat rentan terhadap upah. Bisa dibayangkan kalau bedanya Rp 1 juta atau lebih itu akan gimana. Makanya perusahaan yang ada di sini memilih relokasi,” kata Ning. 

Namun, kata Ning, Jabar masih memiliki daya tarik bagi industri padat karya. Buktinya, ada tiga pabrik sepatu yang akan segera beroperasi di Cirebon. Jabar juga, memiliki infrastruktur yang memadai untuk menunjang mobilitas produk industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement