REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Penjabat Gubernur Bey Machmudin meminta semua stakeholders untuk mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran Pemilu 2024. Karena, bencana banjir atau longsor rawan terjadi di berbagai daerah Jabar.
Sehingga, berpotensi menghambat distribusi logistik sampai ke pelosok, surat suara setelah hari pencoblosan 14 Februari 2024, atau menghambat pencobosan karena tempat pemungutan suara (TPS) terendam banjir.
"Kita tahu bahwa Jabar provinsi rawan bencana, dan juga berdasarkan informasi dari BMKG puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2024," ujar Bey Machmudin saat memimpin apel Kesiapsiagaan Bencana pada Pemilu 2024 di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (2/2/2024).
Bey mengatakan, Jabar provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak. Yakni ada 35,7 juta pemilih yang akan tersebar di 140.457 TPS. Sehingga jika Pemilu di Jabar terganggu bencana, maka akan berdampak signifikan pada kelancaran pemilu secara keseluruhan.
"Peningkatan kesiapsiagaan oleh semua pihak perlu dilakukan, mitigasi terhadap kemungkinan adanya bencana pada saat pelaksanaan pemilu," katanya.
"Pemerintah, dalam hal ini adalah TNI/Polri. Masyarakat, dunia usaha, media dan juga perguruan tinggi (akademisi)," imbuhnya.
Bey meminta KPU sebagai penyelenggara pemilu perlu memetakan TPS di lokasi rawan bencana. "Tadi saya sampaikan kepada perwakilan KPU, mohon agar para anggota KPPS yang ada di TPS diberikan kewenangan seandainya terjadi bencana untuk melakukan tindakan - tindakan yang harus diambil," katanya.
"Jadi tidak perlu menunggu lama - lama lagi untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan," katanya.
Kabupaten Bogor paling rawan bencana di Jabar...