Senin 05 Feb 2024 12:58 WIB

Sawah Baru Tanam Terendam Luapan Sungai, Petani Minta Ada Pintu Air

Banjir yang merendam areal persawahan di blok tersebut bukan disebabkan oleh hujan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Sawah baru tanam di Blok Suketbaju, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu terendam banjir, Ahad (4/2/2024). Petani berharap dibangun pintu air untuk mencegah terulangnya banjir.
Foto: Dok. Republika
Sawah baru tanam di Blok Suketbaju, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu terendam banjir, Ahad (4/2/2024). Petani berharap dibangun pintu air untuk mencegah terulangnya banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRMAYU--- Petani di Blok Suketbaju, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, mengeluhkan areal sawahnya yang terendam banjir luapan sungai. Mereka berharap agar instansi yang berwenang segera membangun pintu air untuk mengatasi banjir tersebut.

Ketua Kelompok Tani ‘Bina Tani’ Desa Plosokerep, Rusdani, mengatakan, areal tanaman padi yang terendam banjir luapan sungai saat ini ada sekitar sepuluh hektare. Banjir disebutnya sudah terjadi sejak empat hari yang lalu. ‘’Umur tanaman padinya baru sekitar 15 hari. Dan sudah dilakukan pemupukan,’’ ujar Rusdani kepada Republika, Senin (5/2/2024).

Banjir itu membuat areal persawahan milik petani setempat layaknya sungai. Tanaman padi yang masih muda hanya terlihat pucuknya saja. Bahkan, ada yang tidak terlihat sama sekali akibat terendam banjir.

Rusdani mengatakan, banjir yang merendam areal persawahan di blok tersebut bukan disebabkan oleh hujan. Melainkan oleh luapan sungai yang melintasi areal sawah.

Menurut Rusdani, areal persawahan di blok tersebut memang rawan banjir. Dia menyebutkan ada sekitar 50 hektare yang rawan terendam banjir. Namun, jika banjirnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, maka air akan cepat surut.

‘’Kalau banjir yang sekarang ini, air yang dari sungai itu masuk ke sawah. Makanya air gak surut-surut, bahkan malah semakin meninggi,’’ kata Rusdani.

Jika air tidak segera surut, kata dia, maka tanaman padi yang masih berusia muda bisa mamti membusuk. Kondisi itu akan menimbulkan kerugian bagi petani. Apalagi, mereka sudah mengeluarkan uang untuk melakukan pemupukan.

Untuk mengatasi banjir tersebut, Rusdani berharap agar instansi yang terkait segera memasang pintu air. Keberadaan pintu air itu dinilai sangat penting untuk mengendalikan air dari sungai yang masuk ke sawah. 

‘’Jadi kalau ada pintunya, maka saat sungai meluap, airnya tidak masuk ke sawah. Dan kalau sawah sedang banjir, maka air bisa dialirkan ke sungai,’’ papar Rusdani.

Rusdani berharap, permohonan para petani di desanya itu bisa segera direalisasikan. Pasalnya, produksi padi mereka turut mendukung pencapaian produksi pangan daerah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement