Rabu 07 Feb 2024 13:33 WIB

Tokoh Tionghoa Jabar Minta Warga Keturunan tidak Golput

Para etnis Tionghoa boleh sekali berbeda pilihan, tapi harus datang ke TPS.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Atraksi barongsai Tripusaka menghibur siswa di SD WaAtraksi barongsai kesenian dan budaya Tionghoa
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Atraksi barongsai Tripusaka menghibur siswa di SD WaAtraksi barongsai kesenian dan budaya Tionghoa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Tokoh Tionghoa Jawa Barat meminta agar warga keturunan Tionghoa tidak golput dalam pemungutan suara pada tanggal 14 Februari mendatang. Mereka, diminta untuk menggunakan hak suara dalam pemilihan presiden dan legislatif nanti.

Tokoh masyarakat Tionghoa Jawa Barat Djoni Toat mengatakan warga Tionghoa memiliki andil dalam kemerdekaan Indonesia. Salah satunya saat Soekarno-Hatta disembunyikan pemuda untuk segera memerdekaan Indonesia.

Baca Juga

"Kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak lepas dari peran serta etnis Tionghoa," ujar Djoni yang juga aktif di dunia sosial kemasyarakatan di Bandung, Rabu (7/2/2024).

Ia mengatakan presiden pertama Indonesia Soekarno dan Hatta dibawa ke rumah Djiauw Kie Siong, seorang petani yang mencintai Indonesia. Bahkan rumah tersebut dijadikan museum bernama Museum Pengasingan Soekarno dan tidak jauh dari rumah dibangun Monumen Kebulatan Tekad.

Djoni melanjutkan, warga Tionghoa terlibat dalam pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Terdapat empat orang keturunan Tionghoa saat itu yang terlibat yaitu Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oey Tjong Hauw dan Tan Eng Hoa.

Mereka yang terlibat dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, menyambut pemilihan presiden tahun 2024 Djoni mengajak etnis Tionghoa menjadi bagian dari sejarah tersebut. "Para etnis Tionghoa boleh sekali berbeda pilihan, hanya saja para etnis Tionghoa saya minta untuk tidak lupa berpartisipasi," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini warga Tionghoa sudah diberi kebebasan di masyarakat. Bahkan sejak era Gus Dur Imlek menjadi hari libur nasional. "Jangan sampai nanti saat pemilu 2024 warga Indonesia keturunan Tionghoa diam saja. Datang ke TPS dan menjadi bagian dari sejarah Indonesia jangan golput," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement