Kamis 29 Feb 2024 21:34 WIB

Kelangkaan Beras di Ritel Kota Bandung Masih Terjadi

Stok beras premium yang masuk ke gudang relatif berkurang sejak satu bulan terakhir

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Kelangkaan beras premium di sejumlah ritel di Kota Bandung masih terjadi. Tidak hanya itu, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog pun terpantau tidak ada dan hanya ada di beberapa ritel.
Foto: Republiika/M Fauzi Ridwan
Kelangkaan beras premium di sejumlah ritel di Kota Bandung masih terjadi. Tidak hanya itu, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog pun terpantau tidak ada dan hanya ada di beberapa ritel.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Kelangkaan beras premium di sejumlah ritel di Kota Bandung masih terjadi. Tidak hanya itu, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog pun terpantau tidak ada. Karena, hanya ada di beberapa ritel.

Pantauan di gudang distribusi Alfamart, Jalan Soekarno Hatta, stok beras premium yang ada sangat terbatas dan sedikit. Selain itu, beras SPHP Bulog pun terlihat tidak ada. Sementara itu, di Lotte Mart yang berada di Jalan Soekarno Hatta, rak-rak untuk memajang beras-beras premium terpantau kosong. Tidak ada sama sekali beras yang dijual di tempat itu.

Baca Juga

Di gudang distribusi Yogya Junction Jalan Buahbatu, beras premium merek Anak Raja baru datang dan akan segera didistribusikan ke toko-toko grup Yogya Junction. Terdapat pula beras SPHP Bulog yang berada di gudang distribusi.

Kepala gudang distribusi Yogya Grup Ade Suryana mengungkapkan stok beras premium yang masuk ke gudang relatif berkurang sejak satu bulan terakhir. Ia mengakui kesulitan memperoleh beras premium.

"Memang mungkin satu bulan terakhir ya tidak seperti bulan-bulan sebelumnya yang masuk, melimpah. Sekarang memang sudah kesulitan, apalagi seperti kita tahu sendiri beras Anak Raja yang paling laku ya itu susah sekarang," ujar Ade ditemui di Jalan Buahbatu, Kamis (29/2/2024).

Sebelum kelangkaan beras terjadi, ia mengungkapkan beras yang masuk ke gudang dalam satu pekan bisa mencapai tiga kali dengan sekali masuk beras sebanyak 70 ton. Namun, saat ini untuk sehari hanya mendapat 35 ton dan belum dipastikan akan mendapatkan beras kapan lagi.

"Sebelumnya kita 1 pekan bisa 3 kali datang, 70 ton sekali datang itu, sekarang sehari saja hanya 35 ton. Ini belum tentu dalam seminggu berapa kali datang karena kesulitan," katanya.

Ade mengatakan beras premium 35 ton yang ada akan didistribusikan ke 85 toko Yogya grup dan akan habis dibeli konsumen dalam dua hari. Beras tersebut dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.

Beras SPHP sendiri, sudah masuk 2 kali ke gudang distribusi dan masih terdapat sisa yang akan dijual ke konsumen.

Penyidik Tindak Pidana Madya sekaligus Satgas Pangan Bareskrim Polri Kombes Pol Irfan Rifai mengatakan Satgas pangan melakukan pengawasan distribusi beras di Bandung Raya. Ia menyebut terdapat gudang distribusi yang memiliki beras dan tidak.

"Alhamdulillah ini satu titik di Yogya store ini sebelumnya terjadi kekosongan, bisa dilihat bahwa ada distribusi beras SPHP maupun lainnya sudah cukup banyak tadi," ucap dia didampingi Direktur Kriminal Khusus Polda Jabar sekaligus Satgas Pangan Kombes Pol Deni Oktavianto.

Terkait adanya kekosongan beras SPHP di beberapa ritel, ia meminta agar Bulog segera menjadwalkan pengiriman beras tersebut. Pihaknya juga mendorong ketersediaan beras ada dan harga tidak terlalu tinggi.

"Kami dapat informasi bahwa di pasar tradisional di Gedebage pekan lalu beras premium mulai turun Rp 500, satu lagi di pasar Kosambi mulai turun Rp 200, dan ini mudah-mudahan akan bertahap dan khususnya beras premium akan terjadi penurunan," kata dia.

Penyebab kelangkaan sendiri, ia menyebut mulai dari faktor El Nino, rantai distribusi yang terhambat hingga masa tanam mundur akibat cuaca. Namun di Jawa Tengah sudah mulai panen sehingga diharapkan harga turun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement