Senin 04 Mar 2024 18:51 WIB

Harga Beras di Indramayu Masih Tinggi, Hanya Turun Rp 500

Beras premium memang sulit untuk turun.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pedagang menunjukkan beras yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menunjukkan beras yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu masih tinggi. Penurunan harga hanya terjadi pada jenis beras medium seiring adanya sejumlah daerah yang mulai panen. Pemilik kios beras Majua Jaya di Pasar Mambo Indramayu, Jana, menyebutkan, harga beras kualitas premium saat ini dijualnya Rp 17.500 per kilogram. Harga tersebut masih tetap dibandingkan sepekan yang lalu.

‘’Beras premium ini beras sadon (hasil panen gadu/kemarau 2023), kualitasnya paling bagus,’’ ujar Jana kepada Republika, Senin (4/3/2024).

Baca Juga

Jana mengatakan, beras premium memang sulit untuk turun. Pasalnya, beras tersebut diperoleh dari hasil panen sadon 2023 yang telah berakhir.  Sedangkan beras medium, kini dijualnya dengan harga Rp 15.500 – Rp 16 ribu per kilogram. Harga tersebut sudah turun dibandingkan sepekan lalu yang mencapai Rp 16 ribu – Rp 16.500 per kilogram. ‘’Turun Rp 500 per kilogram,’’ kata Jana.

Jana mengatakan, turunnya harga beras kualitas medium itu disebabkan mulai adanya daerah yang panen meski diluar Kabupaten Indramayu. Di antaranya, Karawang dan Demak. Jana mengaku saat ini mengambil pasokan beras dari daerah Karawang. Meski kualitasnya cukup bagus, tapi diakuinya beras tersebut tak bisa bertahan lama.

Ketika disinggung adanya beras bantuan yang diguyur pemerintah kepada masyarakat, Jana menilai, hal tersebut tak terlalu berpengaruh terhadap harga beras di pasaran. Dia menyatakan, harga beras di pasaran lebih dipengaruhi oleh panen petani. 

Seorang konsumen asal Kecamatan Sindang, Selamet (44) mengatakan, harga beras di tingkat warung pengecer bahkan mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Dia berharap agar harga beras terus turun. ‘’Harga beras yang mahal sangat memberatkan karena kan itu kebutuhan pokok. Jadi mau tidak mau kita kan harus tetap beli,’’ kata Selamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement