REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengapresiasi program Jurnalis Santri yang diinisiasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat. Jurnalis Santri yang digelar IJTI pada 2024 merupakan seri yang ketiga mengambil tema 'Kemilau Ramadan Bersama Jurnalis TV,' digelar di Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung. Pesantren ini, termasuk salah satu persantren yang cukup tua di Kota Bandung karena didirikan tahun 1881.
Kegiatan bertajuk Jurnalis Nyantri ini, IJTI memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri. Selain itu, dilakukan juga pemberian santunan kepada marbot masjid di sekitar Ponpes Sukamiskin.
Menurut Bey di era teknologi informasi, banyak generasi muda termasuk para santri yang punya bakat multimedia. Mulai dari fotografi, videografi, hingga membuat karya tulis. Maka bakat yang dimiliki generasi muda, perlu diarahkan supaya ada kematangan dalam menyebar informasi. Apalagi di era serbacepat berbagai informasi mengalir deras, termasuk berita hoaks yang mesti terus diwaspadai.
"Saya menyambut baik program Jurnalis Santri ini karena memang banyak anak - anak muda dalam hal ini santri yang mempunyai bakat menulis, menggunakan kamera foto maupun video," ujar Bey Machmudin di Ponpes Sukamiskin Bandung, Jumat (22/3/2024).
Dengan adanya Jurnalis Santri ini, kata dia, santri lebih diarahkan. "Semoga mereka mendapat ilmu yang baik dan bermanfaat dan dapat diamalkan kepada masyarakat," katanya.
Apalagi, kata dia, sebagai santri diharapkan dengan dibekali ilmu jurnalistik. Sehingga, generasi muda yang fokus mempelajari agama Islam ini dapat memegang teguh nilai- nilai kebenaran pada saat memproduksi suatu karya jurnalistik, atau konten informasi di sosial media. "Jadi nanti pengambilan gambar lebih bagus tulisannya lebih baik," katanya.
Dalam program Jurnalis Santri, kata dia, terdapat konsep tukar Ilmu, yang mana para jurnalis juga bisa menyerap ilmu agama dari pondok pesantren. "Juga untuk Jurnalis, ikut pesantren, jadi lebih patuh pada norma- norma jurnalistik, memegang teguh prinsip -prinsip jurnalistik, jadi supaya media- media itu menjadi patokan masyarakat untuk menghadirkan berita- berita yang benar," kata Bey.
Ketua IJTI Jabar Iqwan Sabba Romli mengatakan, panita memilih Ponpes Sukamiskin Bandung sebagai tempat acara karena merupakan pesantren klasik yang didirikan tahun 1881. "Jurnalis Santri, ada berkaca pada apa yang jadi harapan kami, pesantren harus jadi episentrum informasi yang baik di tengah era disrupsi informasi saat ini," kata Iqwan.
Dengan harapan, kata dia, santri akan mendapat ilmu yang bermanfaat. Yakni, mulai dari pengambilan gambar, Santri pun harus unggul dalam mengirimkan informasi ke masyarakat. "Sampaikan apa yang harus disampaikan ke masyarakat," katanya.
Pimpinan Ponpes Sukamiskin Bandung, KH Abdul Aziz, berpesan kepada para jurnalis agar bisa berpedoman kepada akhlak Rasulullah SAW dalam memproduksi pemberitaan. "Saya atas nama keluarga besar Pondok Pesantren Sukamiskin, berterima kasih atas kedatangan jurnalis Televisi atas kedatangannya di Pondok Pesantren," kata KH Abdul Aziz.