Rabu 10 Apr 2024 12:09 WIB

Kisah Petugas Pencatat Kendaraan, Berlebaran di antara Hand Tally Counter dan Laju Pemudik

Ini tahun ketujuh bagi Suwandi bertugas di Pos Penghitungan Angkutan Lebaran

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas pencatat kendaraan di Pos Penghitungan Angkutan Lebaran 2024 Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu.
Foto: Dok Republika
Petugas pencatat kendaraan di Pos Penghitungan Angkutan Lebaran 2024 Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU----Lebaran menjadi momen berkumpulnya keluarga dan sanak saudara. Namun, tak semua orang bisa menikmati momen tersebut karena harus tetap menjalankan tugas mereka.

Hal itu seperti yang dialami para petugas pencatat kendaraan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu. Di setiap momen arus mudik hingga arus balik lebaran, mereka tetap bersiaga menjalankan tugasnya menghitung jumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura Indramayu.

Baca Juga

Keinginan untuk berlebaran bersama keluarga pun harus mereka abaikan. Dengan penuh pengabdian, mereka tetap bersiaga di Pos Penghitungan Angkutan Lebaran yang terdapat di pinggir jalur pantura Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu.

Seperti Suwandi (50), lebaran kali ini merupakan tahun ketujuhnya bertugas di Pos Penghitungan Angkutan Lebaran. ‘’Ya tentu ada keinginan berlebaran  bersama keluarga. Tapi kan namanya tugas, harus dilaksanakan sebagai pengabdian kepada negara dan masyarakat. Keluarga juga sudah memaklumi,’’ ujar Suwandi, saat ditemui di sela tugasnya, belum lama ini.

Dengan alat penghitung (hand tally counter), Suwandi dan rekannya sesama  petugas pencatat kendaraan akan menghitung jumlah kendaraan yang melintasi kawasan itu secara manual. Alat tersebut dibuat berderet, dan diberi nama sesuai dengan jenis kendaraan yang melintas.

Saat ada kendaraan yang melintas, saat itupula jari mereka menekan hand tally counter sesuai jenis kendaraannya. Kejelian, konsentrasi dan kecepatan jari dalam memencet hand tally counter, sangat dibutuhkan. 

‘’Mungkin kata orang susah menghitung kaya gini, tapi kita kan memang sudah tupoksinya, jadi harus bisa. Butuh kejelian dan kecepatan antara tangan dan mata. Tangan ini sudah otomatis jalan sendiri (menekan hand tally counter),’’ kata  Suwandi.

Suwandi mengatakan, dalam sehari, petugas pencatat kendaraan dibagi menjadi dua shift. Yakni, shift satu mulai pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB dan shift dua pukul 20.00 WIB sampai 08.00 WIB. Dalam satu shift itu terdapat empat orang petugas. Yakni, dua orang bertugas mencatat kendaraan dari arah Jakarta-Cirebon dan dua orang lain mencatat kendaraan dari arah Cirebon-Jakarta.

Di antara dua orang itu akan bertugas secara bergantian sesuai kesepakatan. Biasanya, setiap petugas akan menghitung jumlah kendaraan selama satu jam, kemudian digantikan oleh temannya selama satu jam. Begitu seterusnya. ‘’Jadi dua orang tugasnya ganti-gantian. Misalnya, saya menghitung selama satu jam. Nah nanti satu jam kemudian gantian teman saya. Soalnya kalau terlalu lama itu mata jadi lelah dan pusing,’’ katanya.

Suwandi mengungkapkan, beban mereka akan semakin bertambah saat arus mudik dan balik mencapai puncaknya di jalur pantura Indramayu. Dibutuhkan ketelitian ekstra saat menghitung volume kendaraan yang membludak.

‘’Paling pusing itu biasanya mulai H-4 atau H-3, pas kendaraan lagi ramai. Harus ekstra, antara tangan, mata dan hati harus sudah sinkron,’’ katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement