Rabu 05 Jun 2024 08:47 WIB

Panen Raya, Harga Beras di Pasaran Belum Normal Masih Rp 14 Ribu Per-kilogram

Harga beras saat ini memang sudah turun, tapi belum kembali normal

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Panen (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Lilis Sri Handayan
Panen (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu hingga kini belum kembali normal. Padahal, areal persawahan di daerah lumbung padi tersebut baru saja melewat masa puncak panen raya.

Seorang pemilik kios beras di Pasar Mambo Indramayu, Jana mengatakan, harga beras medium yang dijual di kiosnya di kisaran Rp 12.500 – Rp 13.500 per kilogram, tergantung kualitasnya. Sedangkan beras premium, dipatok dengan harga Rp 14 ribu – Rp 15 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya.

Baca Juga

Harga beras saat ini sudah menurun dibandingkan periode Februari – Maret, dimana harga beras saat itu berada di kisaran Rp 15 ribu – Rp 17.500 per kilogram. Tak hanya mahal, para pedagang beras saat itu juga kesulitan memperoleh pasokan beras. ‘’Harga beras saat ini memang sudah turun, tapi belum kembali normal,’’ ujar Jana, Selasa (4/6/2024).

Jana mengatakan, penurunan harga beras itu terjadi seiring dengan berlangsungnya masa panen raya di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Indramayu.

Jana menambahkan, di tengah menurunnya harga beras, permintaan beras dari konsumennya juga menurun. Biasanya, dia bisa menjual beras hingga empat kuintal per hari. ‘’Dari setelah lebaran (Idul Fitri) kemarin, oermintaan beras terus menurun. Sekarang satu kuintal per hari pun gak habis. Makanya stok masih banyak,’’ kata Jana.

Jana mengaku biasanya belanja stok beras sepekan sekali. Namun saat ini, sudah lewat dua pekan pun dirinya belum mengambil stok baru karena masih banyaknya stok beras yang dimilikinya.

Jana memperkirakan, kondisi itu salah satunya disebabkan masih adanya beras bantuan dari pemerintah. Selain itu, masyarakat yang menjadi petani juga biasanya memiliki simpanan beras sendiri hasil panen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement