Jumat 28 Jun 2024 22:47 WIB

Pengamat Ungkap Ini Untung Rugi Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar

Sampai hari ini Ridwan Kamil berpotensi menang di Pilkada Jabar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Pengamat politik Unpad Firman Manan menilai terdapat keuntungan dan kerugian apabila Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta. Ia mengatakan pria yang akrab disapa Kang Emil ini harus berhadapan dengan petahana Anies Baswedan atau Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Di Jakarta masih dibawah Anies Baswedan bahkan Ahok, di Jakarta kelemahannya ada potensi berhadapan dengan Anies Baswedan tidak mudah. Dia petahana," ujar Firman, Jumat (28/6/2024).

Baca Juga

Berbicara peluang, kata dia, sampai hari ini Ridwan Kamil berpotensi menang di Pilkada Jabar. Sebab yang bersangkutan petahana dan memiliki elektabilitas dan tingkat kepuasan yang tinggi.

Selain itu, koalisi yang akan dibangun oleh Golkar belum selesai dengan partai yang lainnya di Koalisi Indonesia Maju. Namun begitu, terdapat keuntungan jika Emil maju di Pilkada Jakarta. "Pertama bicara personal Kang Emil tentu salah satu figur potensial untuk kemudian melaju di kepimpinan nasional di tahun 2029," katanya.

Ia mengatakan Jakarta merupakan wilayah yang masih menjadi sorotan termasuk gubernurnya. Mereka yang menempati jabatan gubernur berpotensi maju di tahun 2029.

"Saya meyakini sorotan ke Jakarta masih tinggi, siapa jadi gubernur dia berpotensi maju di tahun 2029, kalau kita lihat pola presiden Jokowi, Mas Anies jadi gubernur dan maju ke level nasional," kata dia.

Ia melihat sosok Emil tipikal pemimpin perkotaan dan cocok mengurus kota metropolitan. Gubernur Jakarta, ia mengatakan memiliki kewenangan penuh hingga tingkat kelurahan.

"Kalau Kang Emil tipikal pemimpin perkotaan ngurus metropolis seperti Jakarta lebih cocok dengan karakter kang Emil," kata dia.

Ia menambahkan hal itu menjadi sisi positif bagi Emil. Namun begitu, Golkar belum yakin.

"Kalau Jabar dilepas tapi DKI belum tentu menang kalkulasi politik tidak masuk bagi Golkar kenapa Golkar beum memutuskan sampai saat ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement