Selasa 20 Aug 2024 21:15 WIB

Ratusan Hektare Sawah Kekeringan, Petani Pasrah

Ada sekitar 800 hektare yang mengalami kekeringan di lima desa

Dua orang petani melakukan balap motor di areal sawah yang mengalami kekeringan di Blok Nambo, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Hal itu sebagai bentuk protes ketiadaan pasokan air yang mengaliri sawah mereka.
Foto: Tangkapan Layar
Dua orang petani melakukan balap motor di areal sawah yang mengalami kekeringan di Blok Nambo, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Hal itu sebagai bentuk protes ketiadaan pasokan air yang mengaliri sawah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Ratusan hektare sawah di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan pada musim tanam gadu kali ini. Petani pun hanya bisa pasrah karena tak ada upaya yang bisa mereka lakukan.

Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, kondisi kekeringan pada lahan sawah di Kecamatan Kandanghaur itu tersebar di lima desa. Yakni, Desa Wirakanan, Karangmulya, Wirapanjunan, Karanganyar dan Pranti. ‘’Ada sekitar 800 hektare yang mengalami kekeringan (di lima desa),’’ ujar Waryono, kepada Republika, Selasa (20/8/2024).

Baca Juga

Waryono mengatakan, dari 800 hektare yang kekeringan itu, ada juga yang sudah tidak bisa diselamatkan alias puso. Pasalnya, kekeringannya sudah berat karena lama tak mendapatkan pasokan air.

Waryono menyebutkan, umur tanaman padi yang mengalami kekeringan itu bervariasi. Yakni, antara 30 – 35 hari. Karenanya, petani sudah mengeluarkan biaya yang besar, mulai dari proses tanam hingga pemupukan. ‘’Modal yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 5 juta per hektare,’’ kata Waryono.

Waryono mengungkapkan, petani di daerahnya yang mengalami kekeringan hanya bisa pasrah. Mereka tidak bisa melakukan upaya apapun untuk menyelamatkan tanaman padi milik mereka.

Menurut Waryono, mereka tidak bisa mengandalkan sumur pantek. Dengan kedalaman sumur yang hanya 12-16 meter, air yang keluar dari dalam sumur pantek berasa asin sehingga tidak bisa digunakan untuk mengairi padi. Sedangkan untuk memperoleh air tawar, dibutuhkan penggalian air dalam sejauh 120 meter. Namun, hal itu membutuhkan biaya yang sangat mahal. ‘’Lapor ke petugas, sudah, tapi tidak ada tindak lanjut. Jadi sekarang cuma bisa pasrah,’’ kata Waryono.

Di media sosial pun kini viral video yang menunjukkan dua orang petani balapan motor di atas lahan sawah yang mengering di Blok Nambo, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur. Aksi balapan itu untuk menunjukkan bahwa sawah mereka benar-benar kering hingga dapat dijadikan sebagai arena balap motor.

Padahal, di atas lahan itu masih tumbuh tanaman padi yang daunnya masih berwarna hijau. Namun, tanah di sekitarnya terlihat kering dan mengeras serta retak-retak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement