Jumat 27 Sep 2024 14:37 WIB

Tak Miliki Kelas, Puluhan Siswa SMPN 60 Bandung Terpaksa Belajar di Taman Sekolah

Para guru menggilir rombel yang terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh belajar di luar ruangan
Foto: M Fauzi Ridwan
Puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh belajar di luar ruangan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas alias di taman sekolah dan selasar kelas. Kondisi siswa belajar di luar ruangan kelas sudah berlangsung sejak tahun 2022 hingga saat ini.

Para siswa yang belajar di taman sekolah atau di selasar kelas berjumlah dua rombongan belajar (rombel) dari total sembilan rombel. Sedangkan tujuh rombel lainnya belajar di ruangan kelas.

Baca Juga

Para guru menggilir rombel yang terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas. Sehingga sembilan rombel pernah belajar di luar ruangan kelas. Mereka mulai belajar siang hari sebab ruangan kelas pada pagi hari digunakan oleh siswa SD Negeri Ciburuy.

Diketahui sejak berdiri tahun 2018, SMP Negeri 60 menumpang di SD Negeri Ciburuy hingga saat ini. Mereka hingga saat ini belum memiliki bangunan atau gedung sendiri.

Sejak bertugas di sekolah tahun 2022, Humas SMP Negeri 60 Bandung Rita Nurbaeni mengatakan terdapat kelas yang sudah belajar di luar ruangan tiap hari. Sejak tahun 2023, terdapat dua rombel yang belajar di luar kelas karena jumlah ruangan kelas yang terbatas. "Kami ada dua kelas yang belajar di luar kelas karena jumlah ruangan hanya ada tujuh sedangkan ada sembilan rombel. Tujuh rombel bisa di ruangan dan yang dua di luar ruangan," ujar Rita ditemui di sekolah, Jumat (27/9/2024).

Saat ini, kata Rita, pihaknya menumpang di SD Negeri Ciburuy. Rombel yang terpaksa belajar di ruangan kelas dilakukan bergilir tiap hari. "Saya ke sini tahun 2022, sudah ada satu rombel di luar kelas dan sekarang dua rombel. Kalau dua rombel di luar kelas dari tahun 2023," kata Rita.

Rita mengatakan pembelajaran di luar ruangan kelas sangat merugikan terhadap proses pembelajaran siswa. Terlebih saat ini musim hujan membuat siswa harus memindahkan proses belajar mengajar ke selasar apabila hujan. "Betul (merugikan) karena ketika hujan agak bingung kami harus ke pinggir lagi di lorong-lorong atau selasar anak anak di ke pinggirkan," kata dia.

Meski begitu, Rita menyebut pembelajaran siswa di luar kelas tidak sampai dibatalkan apabila terjadi hujan. Terkait efektifitas pembelajaran, ia mengaku akan berbeda jika dibandingkan di luar kelas. "Rolling (belajar di luar kelas), biar semua kelas kebagian. Biar merasakan belajar di dalam kelas gimana dan di luar kelas gimana," katanya.

Rita mengaku sudah mengajukan permohonan gedung kepada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun, hingga saat ini belum mengetahui pasti perkembangan permohonan permintaan tersebut. "Sudah (pengajuan gedung), menunggu saja. Kita memaksimalkan saja yang ada," kata dia.

Rita berharap sekolah segera mendapatkan gedung baru agar dapat lebih maksimal melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement