Senin 30 Sep 2024 17:28 WIB

Kontroversi Film G30S/PKI, Keluarga Aidit Nilai Insiden di Lubang Buaya Penuh Kebohongan

Keluarga menilai salah satu kebohongan film G30S/PKI adalah DN Aidit tidak merokok.

Poster Film G 30 S PKI
Foto: wikipedia.com
Poster Film G 30 S PKI

REPUBLIKA.CO.ID, Saban 30 September, masyarakat mengenang peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan menonton film. Namun, kebenaran tentang film G30S/PKI menjadi perdebatan publik yang tidak berujung. Pihak yang meragukan keakuratan film garapan Arifin C Noer itu adalah keluarga pentolan PKI, DN Aidit.

Ilham Aidit, putra putra DN Aidit, salah satu tokoh PKI ketika itu menegaskan, Aidit itu tak merokok. Namun dalam film digambarkan Aidit sebagai salah seorang perokok berat dengan asap yang mengepul ketika memimpin rapat.

Padahal, menurut llham, Aidit pernah mengikuti rapat dengan petinggi-petinggi dan diminta untuk merokok. Aidit pun mencoba mengisap dan batuk. "Pakar-pakar itu mem-bully Aidit," ujarnya dalam diskusi di ILC, TV One, Selasa, 19 September 2017.

Selain itu, Ilham juga mempersoalkan tentang insiden di Lubang Buaya yang dinilai banyak kebohongan. "Tak ada tari-tari seperti digambarkan dalam film," ujarnya. Yang ada kondisi di sana sepi. Ia pun menilai sutradara film itu kurang riset.

Jajang C Noer yang juga istri Arifin membantah jika suaminya tak melakukan riset dalam pembuatan film. Hanya, ia mengakui, suaminya kesukaran mencari orang-orang PKI untuk dimintai keterangan soal sosok Aidit.

"Satu-satunya orang  PKI, yakni pak Sam. Ketika ditanya kebiasaan pak Aidit? Sam hanya menjawab 'Dia biasa saja.' Bagaimana tangannya? Sam mengatakan 'ya biasa saja. Apakah dia merokok? Sam kembali mengatakan 'ya biasa saja'."

Mengapa Aidit digambarkan merokok, menurut Jajang, hal itu untuk mengekspresikan kegawatan saat itu. "Secara filemis itu merokok psikolog. Asap untuk mendramatisasi."

Tapi, soal pertanyaan fakta bahwa ada congkel mata, menurut Jajang hal tersebut berdasarkan pengetahuan yang disebarkan saat itu. Namun Arifin, kata Jajang, tak membuat congkel mata penyiksaan.

Menurut dia, yang sedikit menggambar penyiksaan di Lubang Buaya yakni perkataan 'darah itu merah jenderal'. "Tak ada (adegan) congkel mata," tegas Jajang. Belakang berdasarkan hasil forensik juga terungkap memang tak ada penganiayaan dengan jenderal.

Soal lagu Genjer-Genjer, menurut Jajang lagu itu sedang hit saat itu. Ia pun membantah ada tarian-tarian seperti disebutkan Ilham. Menurut jajang, itu hanya mengikuti irama lagu 'Darah Rakyat'.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement