Sabtu 26 Oct 2024 16:05 WIB

Itenas Nilai Harita Nickel Goes to Campus Penting untuk Update Kurikulum

Program tersebut memberikan gambaran yang dibutuhkan mahasiswanya

Harita Nickel menggelar kuliah umum bertajuk Nikel dan Masa Depan Industri Global serta Transisi Energi Berkelanjutan di Itenas
Foto: Dok Republika
Harita Nickel menggelar kuliah umum bertajuk Nikel dan Masa Depan Industri Global serta Transisi Energi Berkelanjutan di Itenas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Institut Teknologi Nasional (Itenas) bekerja sama dengan Harita Nickel menggelar kuliah umum bertajuk “Nikel dan Masa Depan Industri Global serta Transisi Energi Berkelanjutan.” Acara ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya nikel dalam industri global, terutama dalam konteks transisi energi hijau.

Kuliah umum tersebut, dihadiri oleh 550 mahasiswa Itenas dari berbagai program studi. Rektor Itenas Prof Meilinda Nurbanasari, PhD mengatakan kegiatan seperti Harita Nickel Goes To Campus memperkaya kesiapan dalam menghadirkan lulusan berkualitas.

Baca Juga

"Adanya kerja sama dengan industri ini membuat kami bisa meng-update kurikulum. Jadi industri ini butuhnya apa sih, sehingga yang kami berikan update terus juga, tidak ketinggalan," ujar Meilinda pada saat kegiatan tersebut, Jumat (25/10/2024).

Menurutnya, program tersebut memberikan gambaran yang dibutuhkan mahasiswanya. Mereka dikenalkan secara langsung tentang kondisi dunia industri. Diharapkan, mereka pun bersiap terutama dalam mengasah kemampuan beradaptasi dengan industri.

"Mahasiswa kami paling tidak, dapat mengetahui apa sih yang harus disiapkan pada saat nanti lulus. Bisa mendengar langsung dari industri, sehingga kami pun tidak ingin para lulusan ini justru malah menjadi penyumbang pengangguran," katanya.

Prof Meilinda menilai, pentingnya kerja sama akademik dan industri dalam menghadapi tantangan energi global yang semakin mendesak. Itenas memiliki visi menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang teknologi, sains, dan seni. Itenas pun, berkomitmen untuk berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan di lingkup nasional dan global, berlandaskan nilai-nilai integritas, kualitas, dan inovasi yang tinggi.

"Kami menyambut baik kehadiran Harita Nickel di kampusnya dan berharap dapat memberikan pembaruan terhadap kurikulum yang diajarkan di kampus," katanya.

Sementara HSE Director, Ir Tonny Gultom IPU ASEAN Eng, permintaan dunia terhadap nikel terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri baterai untuk kendaraan listrik dan baja tahan karat. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan sejak tahun 2021 Harita Nickel memproduksi bahan baku baterai mobil listrik pertama di Indonesia.

“Kontribusi nikel terhadap pengurangan emisi CO2, terutama perannya pada baterai kendaraan listrik, sangat signifikan. Selain mendukung teknologi energi bersih mulai saat ini hingga 2050 nanti, industri ini juga meningkatkan lapangan kerja di sektor energi bersih dan signifikansinya dalam perekonomian secara keseluruhan pertumbuhan lapangan kerja secara global, termasuk di Indonesia,” kata Tonny Gultom.

Potensi dan kebutuhan nikel yang tinggi tak sepenuhnya dipandang positif. Sejumlah anggapan negatif kerap muncul terkait dengan proses penambangannya.⁠ Sustainability Senior Specialist Harita Nickel, Nisa Vidya Yuniarti, mengatakan bahwa Harita Nickel memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar. Menurutnya, semua proses yang dilakukan di lapangan mengacu pada penggunaan sumber daya alam secara bijak.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement