REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat (Jabar) menemukan 1.402 tempat pemungutan suara (TPS) didirikan di lokasi rawan bencana di wilayah Jabar. Rawan bencana yang berpotensi terjadi seperti gempa, longsor dan banjir.
"1.402 TPS yang didirikan di wilayah rawan bencana," ujar Kordiv Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Jabar Nurmayah melalui keterangan resmi, Jumat (22/11/2024).
Nuryamah mengatakan terdapat pula 1.802 TPS yang terkendala jaringan internet. Selain itu terdapat pula sebanyak 533 TPS yang sulit dijangkau karena alasan cuaca dan letak geografis wilayah.
Ia melanjutkan terdapat 288 TPS yang berada di rawan konflik dan sebanyak 256 TPS yang terkendala aliran listrik. Temuan tersebut berdasarkan pemetaan kerawanan yang dilakukan di 5.957 desa dan kelurahan atau di 73.862 TPS di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Menurut Nuryamah, pihaknya berupaya melakukan pencegahan dengan patroli di TPS yang rawan. Koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan antisipasi serta meminimalisasi terjadi kejadian di TPS yang rawan.
"Bawaslu Jabar juga melakukan pemantauan langsung untuk memastikan ketersediaan logistik pemilihan di TPS," kata dia.
Nuryamah mengatakan, sudah berkoordinasi dengan KPU di kabupaten dan kota untuk segera melakukan antisipasi terhadap kerawanan tersebut. Serta memastikan pendistribusian logistik pilkada ke TPS pada H-1 pencoblosan tanggal 27 November.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu melanjutkan saat ini sebagian wilayah di Jawa Barat sudah memasuki musim hujan termasuk Bandung Raya. Hal itu ditandai berkurangan angin timuran atau monsun Australia dan bertambah awan tutupan yang menyebabkan hujan terjadi.
Sementara itu data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat melaporkan 1506 kejadian bencana terjadi di Jawa Barat (Jabar) sepanjang tanggal 1 Januari hingga tanggal 14 November tahun 2024. Bencana yang terjadi mulai dari banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan dan lainnya.
Catatan BPBD di laman batara.jabarprov.go.id mengungkapkan bencana banjir terjadi 201 kejadian, tanah longsor 421 kejadian, cuaca ekstrem 667 kejadian, kekeringan 16 kejadian. Kebakaran 183 kejadian, dan gempa bumi 16 kejadian. Akibat bencana yang ditimbulkan, 2.182 rumah mengalami rusak berat, 4.315 rumah rusak sedang dan 10.240 rumah mengalami rusak ringan. 71.291 rumah sempat terendam banjir dan 40 orang meninggal dunia. 479.621 penduduk sempat terdampak.