REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan tingkat keterisian atau okupansi hotel di Kota Bandung dan Jabar selama libur natal kemarin anjlok. Rata-rata, hunian di Jabar anjlok sekitar 45 persen. Hal itu disebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan penginapan seperti rumah warga, apartemen dan kosan yang tidak memiliki izin untuk hotel. Selain itu, dipicu oleh daya beli yang rendah.
"Natal rata-rata 40 persen (okupansi) di Bandung dan sekitarnya, Bogor, Cirebon, Pangandaran, dan Bandung Raya 40 sampai 45 persen, tidak baik," ujar Ketua PHRI Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi saat dikonfirmasi, Senin (30/12/2024).
Pemicu okupansi hotel anjlok, kata Dodi, karena libur natal dan tahun baru 2025 yang tidak panjang berbeda dengan tahun 2023. Selain itu, saat ini banyak masyarakat yang menyewakan rumah mereka ke wisatawan tanpa izin, termasuk seperti apartemen dan kosan yang berdampak terhadap okupansi hotel. "Di Bandung ada ledakan wisatawan tapi tidak berdampak ke hotel," katanya.
Selain itu, daya beli masyarakat saat ini yang relatif rendah. Dodi menyebut masyarakat lebih memilih mengeluarkan uang untuk yang prioritas dibandingkan menginap di hotel. "Daya dukung beli masyarakat rendah," katanya.
Terkait jumlah hotel yang banyak di Kota Bandung berpengaruh terhadap okupansi, Dodi menyebut saat ini tidak terdapat penambahan hotel. Apalagi pascaCovid-19 hotel bukan menjadi bisnis yang menggiurkan lagi. "Orang berekspansi ke hotel gak kaya dulu , sekarang juga bank gak berani ngasih dana," kata dia.
Ia menyebut telah mengajukan keluhan tersebut kepada pemerintah Kota Bandung dan Pemprov Jabar. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah terkait permasalahan yang dihadapi pengusaha hotel.
Dodi mengatakan Pemprov Jabar sendiri masih menunggu aturan dari pemerintah pusat terkait rumah warga, kosan dan apartemen yang dijadikan tempat menginap atau hotel tanpa memiliki izin.
Libur tahun baru 2025, Dodi mengatakan saat ini reservasi yang memesan kamar hotel di angka 50 sampai 55 persen. Ia berharap makin banyak masyarakat yang memesan langsung ke hotel dan target 80 persen diharapkan dapat tercapai dengan baik.