Rabu 22 Jan 2025 13:07 WIB

BMKG Beberkan, Ini Penyebab Banjir di Cirebon

Masyarakat harus waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana banjir, longsor

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat meninjau lokasi banjir bandang di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon
Foto: Dok Republika
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat meninjau lokasi banjir bandang di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung membeberkan penyebab banjir terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon pada tanggal 17 Januari yang lalu. Mereka mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang mendukung terjadi peningkatan suplai uap air dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan terdapat anomali suhu muka laut di sebagian wilayah di perairan Indonesia masih hangat termasuk di Indonesia. Selain itu, mendukung terjadinya penguapan dan penambahan massa uap air di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga

Serta, terdapat bibit siklon 995 di Samudera Hindia selatan Bali. Sistem tersebut membentuk daerah belokan angin. Sehingga ada potensi yaitu pembentukan awan konvektif dengan skala lokal.

"Tanggal 17-18 Januari tahun 2025 di sekitar wilayah Cirebon terjadi pertumbuhan awan konvektif di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon," ujar Teguh, Rabu (22/1/2025).

Ia mengimbau masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana banjir, longsor dan lainnya. Mereka yang tinggal di wilayah yang curam pun untuk waspada apabila terjadi hujan berhari-hari.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Cirebon menyatakan komitmennya untuk segera menangani dampak banjir yang menerjang pada Jumat (17/1/2025) lalu. Ribuan warga terdampak banjir tersebut.

Berdasarkan pendataan terbaru, banjir ternyata menggenangi 15 desa yang tersebar di enam kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Sumber, Talun, Tengahtani, Weru dan Beber. Banjir itu mengakibatkan 2.921 rumah terendam, lima sekolah terdampak, dan sembilan tempat ibadah mengalami kerusakan.

"Ada lima rumah mengalami kerusakan parah akibat terjangan banjir," ujar Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, Senin (20/1/2025).

Wahyu mengatakan, jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di wilayah yang dipimpinnya itu mencapai 3.125 KK, dengan total 10.820 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 136 jiwa sempat mengungsi. Namun, saat ini semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Selain itu, terdapat empat jembatan yang rusak. Adapula areal persawahan seluas 357 hektare yang terendam. “Banjir juga menyebabkan enam unit kendaraan pribadi milik warga terdampak. Bahkan, dua di antaranya rusak berat,’’ katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement