Selasa 04 Mar 2025 09:57 WIB

Masjid Lautze 2 Bandung, Rumah bagi Para Mualaf

Masjid Lautze 2 kini lebih luas karena ruko yang dimiliki bertambah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung Koko Rachmat.
Foto: M Fauzi Ridwan.
Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung Koko Rachmat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Sejak dibangun tahun 1997, saat ini Masjid Lautze 2 di Jalan Tamblong, Kota Bandung telah menjadi rumah bagi para mualaf dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Yayasan Haji Karim Oei saat pertama kali menginisiasi pembangunan Masjid Lautze 2 memiliki tujuan untuk menjembatani warga Tionghoa yang ingin mengenal Islam.

Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung Koko Rachmat mengatakan, pada tahun 1997 Masjid Lautze 2 Bandung berdiri hanya di sebuah ruko berukuran 6x9 meter persegi. Saat itu, masjid digunakan jamaah untuk sholat dzuhur dan ashar.

Baca Juga

Ia menyebut Masjid Lautze di Jakarta dan di Bandung menjadi jembatan bagi warga Tionghoa yang ingin belajar Islam. Setelah mereka bersyahadat, Koko Rachmat mengatakan pihaknya juga melakukan pendampingan secara akidah maupun ekonomi.

Seiring waktu di tahun 2017, Koko Rachmat mengatakan terjadi pergantian pengurus DKM dan membawa perkembangan pesat untuk Masjid Lautze 2. Ia menyebut Masjid Lautze 2 kini lebih luas karena ruko yang dimiliki bertambah.

"Masjid bukan hanya nomor 27 tapi 25, 29 dan menyewa di ruko nomor 31. Masjid kita Lautze karena masjid cagar budaya tidak bisa ditingkatkan hanya diperluas," ucap dia ditemui belum lama ini.

Sejak tahun 2017 pula, Koko Rachmat mengatakan masyarakat non muslim yang ingin menjadi mualaf mengalami tren peningkatan hingga saat ini. Total sudah 297 warga yang menjadi mualaf dan bersyahadat di Masjid Lautze 2 Bandung. "Alhamdulillah sejak 2017 sampai 28 Februari tahun 2025 total 297 orang," katanya.

Ia menyebut masyarakat non muslim Tionghoa yang menjadi mualaf di Masjid Lautze 2 Bandung hanya 10 persen. Sedangkan sisanya berasal dari berbagai kalangan termasuk mereka yang dari mancanegara seperti Taiwan hingga Amerika Serikat.

Koko Rachmat mengatakan kebanyakan warga non muslim menjadi mualaf karena memiliki pasangan yang beragama Islam. Selanjutnya, pihak DKM melakukan pendampingan kepada mualaf agar kokoh dalam menjalankan ajaran agama Islam.

"Allah SWT memberi 1001 cara memberi hidayah. Tugas kami, awalnya karena pasangan dikuatkan belajar terus," kata dia.

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement