Jumat 14 Mar 2025 14:20 WIB

Menjadi UMKM Binaan BRI, Antarkan Baso Aci Tercabaikan Masuk 25 Besar UMKM Terbaik

Baso Aci Tercabaikan, raih juara pertama kategori transaksi terbanyak di pameran BRI

Salah satu outlet Baso Aci Tercabaikan
Foto: Dok Republika
Salah satu outlet Baso Aci Tercabaikan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Baso Aci Tercabaikan, awalnya memulai usaha dengan berjualan dari satu pameran ke pameran. Namun, usahanya semakin melesat setelah pemiliknya memutuskan untuk menjadi UMKM binaan BRI. Keputusan sang pemilik untuk menjadi UMKM binaan BRI sangat tepat, karena bisa mengubah nasib dengan bisnis kulinernya yang terus berkembang.

Keberhasilan bisnis kuliner Baso Aci Tercabaikan semakin pun semakin nyata apalagi setelah mengikuti kompetisi yang digelar oleh Bank BRI. Menurut Pemilik Baso Aci Tercabaikan, Inggra Dwi Prayogo, ia berhasil membawa usahanya masuk dalam 25 besar UMKM terbaik se-Indonesia dalam event yang diadakan oleh BRI pada tahun 2019. Dari 25.000 peserta yang mengikuti kompetisi, usaha miliknya berhasil menonjol dan mendapatkan pengakuan penghargaan nasional.

Baca Juga

Tidak hanya itu, kata dia, bahkan dirinya juga sukses meraih juara pertama dalam kategori transaksi terbanyak di event pameran BRI. “Dari transaksi terbanyak, kami memperoleh lebih dari Rp 500 juta. Itu sangat berarti bagi perkembangan usaha kami,” ujar Inggra kepada Republika belum lama ini.

Berkat pencapaiannya, kata dia, Baso Aci Tercabaikan mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai event bergengsi dari BRI, salah satunya inkubator bisnis yang memberikan pelatihan dan dukungan untuk UMKM yang potensial. Inggra mengaku terkejut ketika mengetahui bisnisnya yang ia anggap masih kecil ternyata dilihat dan diapresiasi oleh BRI.

photo
Pemilik Baso Aci Tercabaikan, Inggra Dwi Prayogo - (Dok Republika)

Setelah meraih penghargaan tersebut, kata dia, bisnis Baso Aci Tercabaikan mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 2020, omzet per outlet pernah mencapai Rp 75 juta per bulan. Sebelumnya, usaha ini memiliki tujuh outlet, tetapi karena pandemi COVID-19, beberapa outlet harus beradaptasi. Saat ini, tersisa lima outlet yang mayoritas masih berada di Bandung Timur. Rata-rata omzet per outlet kini mencapai Rp 30 juta per bulan.

Outlet Baso Aci Tercabaikan sendiri, kata dia, hadir dalam berbagai bentuk, ada yang berbentuk food court hingga rumah makan. Selain itu, Inggra juga mengembangkan produk dalam kemasan yang dijual secara online dan di beberapa pasar. Baru-baru ini, usahanya mendapat pesanan khusus dari Kementerian BUMN sebanyak 300 paket produk.

Sebagai mitra BRI, Inggra merasakan banyak manfaat, terutama dalam kemudahan akses permodalan dan pelatihan bisnis. “Sekarang persyaratan untuk pendanaan lebih mudah, bahkan kami bisa mengajukan pinjaman sesuai kebutuhan untuk meningkatkan usaha,” katanya.

Saat ini, Baso Aci Tercabaikan mempekerjakan antara 8 hingga 15 orang karyawan tetap. Selain itu, mereka juga membuka sistem pre-order untuk reseller, yang semakin memperluas jangkauan pasar.

Inggra berharap kerja sama dengan BRI dapat terus berlanjut, terutama dalam hal pelatihan, pameran, dan proyek kerja sama lainnya. “Kami sering diajak untuk pameran dan kompetisi, bahkan mendapatkan pesanan besar dari BRI. Ini sangat membantu kami berkembang,” paparnya.

Dengan inovasi dan dukungan yang terus berkembang, Baso Aci Tercabaikan siap untuk terus tumbuh dan memberikan cita rasa terbaik bagi para pelanggan setianya. Ia pun, akan terus mengikuti berbagai pelatihan yang dari Bank BRI agar usahanya terus berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement