REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu harus gigit jari. Pasalnya, harga gabah anjlok di saat mereka panen. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Indramayu saat ini hanya di kisaran Rp 5.500 – Rp 5.800 per kilogram. Harga itu jauh lebih rendah dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP yang mencapai Rp 6.500 per kilogram.
Menurut Sutatang, kondisi itu dialami para petani yang saat ini sedang panen. Di antaranya, di Kecamatan Kroya, Cikedung, Haurgeulis dan Terisi. “Gabah petani itu dibeli oleh tengkulak,” kata Sutatang kepada Republika, Jumat (11/4/2025).
Sutatang mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, gudang Bulog Indramayu saat ini sudah penuh. Sebelumnya, Bulog telah melakukan penyerapan sejak panen baru dimulai. “Jadi para petani yang panen awal bisa menikmati harga tinggi sesuai HPP,” katanya.
Menurut Sutatang, masa panen raya di Kabupaten Indramayu sekarang ini baru dimulai. Dia khawatir, harga gabah akan semakin anjlok saat memasuki puncak panen raya. “Puncak panen raya Mei,” katanya.
Sutatang menjelaskan, sudah menyampaikan kondisi tersebut ke Dinas Pertanian setempat. Ia mendapat informasi akan dibentuk Satgas Pangan untuk menyerap gabah. Dengan kondisi harga gabah yang hanya di kisaran Rp 5.500 – Rp 5.800 per kilogram, maka petani tidak bisa menikmati keuntungan. Pasalnya, biaya tanam yang telah dikeluarkan selama ini memang tinggi, terutama bagi para petani penggarap yang menyewa lahan. “Mereka merugi. Kalau mau dapat untung, maka harga gabah memang harus minimal Rp 6.500 per kilogram,” katanya.