REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Buky Wibawa mengapresiasi rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan mereaktivasi sejumlah jalur rel kereta api yang telah lama nonaktif. Menurutnya, selain menjadi solusi terhadap kemacetan yang kian hari makin parah, hal ini juga bagian dari keberpihakan pemerintah terhadap transportasi publik yang ramah lingkungan dan inklusif.
“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Ini adalah bentuk keberpihakan terhadap masyarakat kecil, terhadap buruh yang harus menempuh perjalanan panjang setiap hari, terhadap pelajar, dan terhadap mereka yang selama ini terkendala biaya transportasi,” ujar Buky saat dihubungi oleh Republika.co.id, Kamis (17/4/2025).
Buky menambahkan reaktivasi jalur kereta yang melintasi daerah-daerah seperti Garut, Cianjur, hingga Pangandaran akan membuka kembali akses ekonomi yang selama ini mati suri. Jika bicara dampak ekonomi lokal, jalur rel ini akan menghidupkan pasar-pasar tradisional, mendongkrak pariwisata. Bahkan, menurutnya bisa menciptakan lapangan kerja baru di sektor transportasi dan logistik.
Ia juga meminta agar proses reaktivasi ini memperhatikan hak-hak masyarakat sekitar jalur rel. “Kami di DPRD akan mengawal agar proses ini berjalan manusiawi, tidak menyingkirkan warga yang sudah bertahun-tahun bermukim di sekitar rel. Harus ada dialog dan solusi bersama,” ujar Buky.
DPRD Jabar, lanjut Buky, siap bersinergi dengan Pemprov dan PT KAI dalam memastikan rencana ini tidak berhenti di atas kertas. “Kami ingin lihat rel-rel tua itu hidup lagi. Namun, lebih dari itu, kami ingin masyarakat merasakan manfaat nyatanya,” ucap Buky.
Rencana reaktivasi ini menjadi harapan baru bagi banyak warga Jabar, seolah membuka kembali jalan yang telah lama tertutup rel berkarat. Kini, tinggal bagaimana langkah-langkah konkret itu diwujudkan dengan penuh keberanian dan empati.