Sabtu 26 Apr 2025 21:42 WIB

Akibat Tarif Trump, Produsen Tas Outdoor Asal Bandung Torch Tertunda Ekspansi ke Amerika

Torch beberapa kali sudah melakukan penjualan melalui Amazon ke Amerika

Peresmian Toko Baru Torch, di Jalan Lembong, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2025).
Foto: Dok Republika
Peresmian Toko Baru Torch, di Jalan Lembong, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Penerapan Tarif Trump, sebesar 32 persen kepada Indonesia mulai berdampak pada pengusaha. Salah satunya produsen tas perlengkapan outdoor asal Bandung yang tertunda dalam melakukan ekspansi. Menurut Co-founder and CEO of Torch, Ben Wirawan, pihaknya menargetkan akan membangun 100 unit store baik offline dan online yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan dengan pangsa pasar yang diincar.

"Selain store-store mandiri seperti ini, kami juga lagi uji coba kerja sama dengan beberapa BUMN menggunakan asetnya BUMN. Istilahnya untuk kita juga Capital Expannya ga terlalu gede di era sekarang yang ekonominya agak penuh ketidakpastian," ujar Ben saat ditemui di Peresmian Toko Baru Torch, di Jalan Lembong, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2025).

Baca Juga

Menurut Ben, untuk melakukan ekspansi ke luar negeri, ada beberapa kabar baik dan buruk. Salah satu kabar baiknya, Torch beberapa kali sudah melakukan penjualan melalui Amazon ke Amerika Serikat dan itu sangat berdampak positif bagi perusahaan. Bahkan, Torch mendapatkan respon positif di pasar Amerika dan tergolong bisa bersaing dengan beberapa merek lain dari Tiongkok.

"Menariknya, Indonesia tuh di mata orang-orang market negara maju itu rupanya kita di atas produk China tapi masih di bawah merek-merek yang umurnya udah ratusan tahun. Jadi switch spot itu kita ambil, kita masuk di switch spot itu dan itu sebenarnya berjalan dengan baik di Amerika," katanya.

Namun, kata dia, di tengah baiknya penerimaan pasar di Amerika Serikat, Torch justru kini terhalang dengan adanya kebijakan Tarif Trump yang dimana hal itu sangat membingungkan untuk ekspor ke negara Paman Sam tersebut. Hal itu juga membuat ekspansi terkendala.

"Rencananya mau kita kembangkan kemarin itu, kita kerja sama dengan satu perusahaan lagi di sana dan mereka semangat sekali untuk ngembangin torch. Cuman masalahnya ternyata ada Tarif Donald Trump, jadi Liberation Day-nya si Trump ini membingungkan semua pengusaha termasuk Torch," katanya.

Ben pun, mendukung agar Pemerintah Indonesia segera membuat kebijakan mengatasi persoalan ini agar produk Indonesia bisa tetap lebih bersaing di pasar AS. "Jadi ini sebenarnya agak menggangu dan saya pikir negara juga harus memikirkan ini dengan baik, karena pengusaha kaya kita sudah terbukti sebenarnya bisa kalau diri kita dorong masuk ke sana, negara mau dorong, itu kita bisa kembangin di sana," paparnya.

Namun, kata dia, di tengah ketidakpastian kebijakan tarif Donald Trump, para pengusaha terutama tas seperti Torch dapat memaksimalkan pasar Asia seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. "Karena sekarang Amerika lagi seperti itu, makanya kita sekarang lagi melirik ke Asia Tenggara," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement