REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penggunaan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (Qris) saat ini menjadi salah satu bahan kritik Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. Namun, sejumlah masyarakat justru meminta agar pemerintah tetap mempertahankan pembayaran Qris, termasuk pelaku UMKM.
Menurut para pelaku UMKM, mereka merasa terbantu dengan pembayaran Qris. Salah seorang karyawan toko sembako di wilayah Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Aang, menjelaskan, toko tempatnya bekerja telah menerapkan pembayaran Qris sejak beberapa bulan terakhir. Walaupun dia masih menerima pembayaran dengan uang tunai.
“Banyak konsumen yang pakai Qris,” ujar Aang, Jumat (25/4/2025).
Ia berkata, penggunaan Qris membuat pembayaran menjadi lebih praktis. Apalagi dengan Qris, tokonya tidak perlu menyediakan banyak uang tunai untuk ‘uang kembalian’ kepada konsumen. Karena itu, Aang berharap pemerintah tetap mempertahankan QRIS seperti yang selama ini berlaku.
Pendapat senada disampaikan seorang warga asal Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Wahyu. Ia mengaku selama ini lebih sering berbelanja menggunakan sistem QRIS untuk pembayarannya.
“Saya jarang bawa uang tunai. Lebih praktis pakai QRIS,” kata Wahyu, saat ditemui sedang berbelanja di toko tempat Aang bekerja di Kecamatan Sindang.
Wahyu pun mengaku terbantu dengan banyaknya UMKM yang telah menggunakan QRIS. Sedangkan terkait kritik Amerika Serikat terhadap QRIS, ia berharap pemerintah tidak tunduk pada tekanan negeri Paman Sam tersebut.